0.4

19 4 0
                                    

"Aku tidak tahu perasaanku untuk mu seperti apa, yang pasti aku hanya ingin selalu bersamamu."
-𝓵𝓸𝓿𝓮𝓵𝓲𝓽𝔂𝔂

◖⚆ᴥ⚆◗

03.00
Yasa baru akan pulang karena Khaila, Shireen dan Gistni baru tertidur lelap. Sedangkan Reas sudah pulang duluan pukul 12 tadi karena di telpon ARTnya. Lalu Nuel? Jelas dia sudah tidur pas Reas pulang.

Cuma Yasa yang menemani ketiga ciwi-ciwi yang sedang marathon drakor. Untung saja besok hari minggu, jadi Yasa bisa tidur nyenyak sepulang dari rumah Khaila.

Sesampainya dirumah Yasa tidak langsung ke kamarnya, melainkan ke kamar adiknya. Ia harus memastikan kalo adiknya tertidur dengan pulas.

Yasa membuka pintu kamar adiknya dan terpampang seorang anak kecil tertidur pulas di dalam pelukan wanita yang agak tua. Itu Mamanya Yasa dan Adiknya.

Yasa menghampiri keduanya dan berbungkuk di depan keduanya.

Cup... Cup...

Yasa mengecup dahi Adik dan Mamanya, lalu ia berbalik hendak ke kamarnya. Tetapi Mamanya yang merasa ada yang menciumnya lalu terbangun dan memegang tangan Yasa.

"Kak sudah pulang? Kenapa gak telpon Mama?" Tanya Ranti, Mamanya Yasa.

Yasa membalikan badannya lalu tersenyum kepada Mamanya itu.

"Udah Ma. Kakak ga telpon Mama karena Mama pasti udah tidur sama Adek." Jawab Yasa.

"Kamu sudah makan belum Kak? Tadi Mama masak sayur bayam kesukaan kamu lho. Mama panasin dulu ya?" Tawar Ranti kepada anak bujangnya itu.

"Kakak udah makan sih tadi di rumah Khaila, tapi laper lagi hehehe, boleh deh Ma mau makan lagi." Seru Yasa. Ia memang paling tidak bisa menghindar dari masakan Mamanya, apalagi sayur bayam kesukaannya!

Ranti yang mendengarnya pun ikut tersenyum, lantas ia membenahkan posisi tidur Raya, Adiknya Yasa. Lalu bergegas ke dapur.

◖⚆ᴥ⚆◗

"Nih Kak, makan yang banyak ya." Seru Ranti sambil menaruh mangkuk dan piring ke depan Yasa lalu menepuk kepala Yasa.

Yasa menyambut makanan favorite nya itu dengan semangat, dan langsung menyantapnya.

Ranti yang melihat antusias anaknya itu sontak tersenyum lebar, ia selalu senang jika melihat anak-anaknya suka terhadap apapun itu yang ia sediakan.

"Kenapa ya? Kalo Mama yang masak itu makanannya pastii enakk!" Tanya Yasa yang membuat Ranti cekikikan.

"Ihh! Mama kok ketawa sih?! Kakak tuh serius Ma!" Gerutu Yasa, ia selalu saja tidak mendapatkan jawaban dari Mamanya ketika ia bertanya seperti itu!

"Kakak sayang, kamu itu udah berapa kali sih tanya itu ke Mama? Lucu deh, emangnya kenapa kalo masakan Mama enak hm?"

Benar, Yasa tiap kali menyantap masakan Mamanya selalu bertanya seperti itu. Padahal dulu pernah Ranti jawab waktu Yasa masih kecil.

"Ya kakak pengen tau aja kenapa bisa enak, lagian Mama tinggal kasi tau aja kenapa sih? Kan kalo kakak tau caranya, nanti bisa kakak kasi tau lagi ke Khaila." Jawab Yasa dengan polosnya, ia tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan tadi maksudnya tuh apa.

Ranti yang mendengar ceplosan dari anaknya itu sontak tersenyum menggoda anaknya yang sepertinya sedang yah gitu deh.

"Lho emang Khaila kalo masak kayak gimana kak?" Pancing Ranti.

"Ya kakak gatau sih Ma. Yang jelas tuh kadang kalo dia bawa bekal ke sekolah kan suka ngasi ke kakak, kadang tuh rasanya kurang asin, atau kadang juga keasinan." Jawab Yasa yang masih belum ngeuh dengan apa yang di bahas olehnya dan Mamanya.

"Oh gitu. Tapi kak, bukannya Khaila punya Mbak ya? Mungkin itu Mbaknya yang masak kali kak."

"Mungkin." Jawab Yasa sambil mengangkat bahunya, ia juga ragu.

◖⚆ᴥ⚆◗

The Hexa | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang