Enam; Lagi?

55 7 0
                                    


❝ Kali ini apa rencana semesta? ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


❝ Kali ini apa rencana semesta? ❞

•••

Pekarangan luas dan pemandangan yang menyejukkan hati memjadi hal pertama yang dilihat saat Arka dan Devan sampai. Sayangnya, Arka harus melewatkan indahnya pemandangan ini. Udara sejuk menjadi penyambut kedua setelah mereka turun dari mobil.

" Ayo, gua bantu sini. Lo kan gak tau tempatnya." Seketika Devan tersadar dengan ucapannya.

" 𝘈𝘥𝘶𝘩, 𝘣𝘦𝘨𝘰. 𝘕𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘤𝘰𝘣𝘢, 𝘬𝘦𝘴𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘪𝘩 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪. "

" Maksud gua gak gitu ka, maksudnya tuh—"

" Jalan duluan, aku ikutin dari belakang." Arka memjawab seolah tak mendengar ucapan Devan. " Oke, maaf ya. Gua gak maksud sumpah," ucap Devan dengan sedikit panik. Arka merespon dengan deheman.

Suara riang anak-anak mulai terdengar di telinga Arka. Ia tersenyum sangat tipis, tentunya hal itu gak disadarin orang-orang terutama Devan.

𝘉𝘳𝘶𝘬!

Suara barang-barang berjatuhan membuat Devan menengok ke belakang. Sontak Devan membantu Arka untuk berdiri, namun Arka mengadahkan tangannya di udara. Seolah memberi gestur menolak.

" Maaf ya, maaf. Saya gak sengaja, mas nya gapapa kan?" tanya gadis itu. Arka mencoba membantu gadis itu mengumpulkan barang-barang yang jatuh. Kalian gak lupa kan, kalo Arka itu gak buta total?

" Sekali lagi maaf ya, sini biar saya bantu mas nya ber— diri.... "

Bina, gadis yang menbrak Arka. Ia terkejut, lagi-lagi ia bertemu laki-laki yang ia tolong tempo hari, dan laki-laki yang sama saat mendengarnya menyanyi di taman.

" Kalo gitu, saya permisi dulu." Bina pergi dengan sedikit berlari. Gimana bisa ketemu lagi? Dan ini bukan sekali atau dua kali.

Devan masih mematung melihat kejadian tadi. Merasa sedikit aneh, karena biasanya Arka akan bersikap acuh. Walaupun tidak marah, tapi kali ini beda.

" Ka, lo... kenal sama dia?" tanya Devan penasaran. " Hm, pernah. Di taman sama deket apotek," jawabnya. "Hah?" beo Devan. Jawaban Arka bikin Devan malah tambah bingung, maksudnya taman sama apotek itu apa?

" Ayo, langsung ke tempatnya."

***

" Kok lama?" kata Saka. Bina masih mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. " Bentar dulu kenapa! Nafas dulu gua," sahutnya kesal.
" Sensi mulu lo mah, gua kan cuma nanya." Saka sedikit merajuk pada Bina. Mungkin kalo gadis lain yang liat, Saka sekarang keliatan lucu. Tapi bagi Bina, jadi agak aneh.

" Ngambek mulu lo!" Bina memukuk bahu Saka. " BARU SEKALI YA ANJIR?! Yang ada juga lo kali, marah-marah mulu," dengusnya sebal. " Kok nge- gas?tadi tuh ada masalah dikit, tapi gak serius kok."

Waktu mereka lagi ngobrol dengan sedikit berdebat, Hani dateng hampirin Saka. " Ka, baksosnya dikit lagi selesai. Siap-siap buat gamenya kak," ujar Hani.

" Oke, sip. Makasih infonya," ucap Saka diakhiri senyum manis. Bikin Hani jadi salting aja kan, emang ya Saka tuh sehari gak bikin salting gak bisa.

" Malah bikin anak orang salting lo." Bina mendorong Saka. " Apa sih kak Bina, siapa juga yang salting."

Permainan dibagi dua jenis, dan Bina kebagaian dalam permainan "cari aku." Yang apesnya, lagi-lagi harus bareng Saka.

" Lo ngapain sih?! Ikutin gua mulu lo!" omel Bina. " Tuh, sana tuh! Di permainan yang satunya aja gih." tunjuk Bina dengan wajah yang kesal. " Suka-suka gua lah, kok lo yang ngatur? Lagian juga ya, gua yang ketos di sini. Jadi lo mau gak mau harus terima," sahutnya dengan wajah super nyebelin.

Bina meraup wajah Saka dengan kesal, " Nyebelin banget ya lo!"

" Asem banget ini cewe. Udah ayo, itu anak-anaknya udah pada nungguin daritadi." Saka menarik tangan Bina.

" Halo semua!Kenalin nama aku Bina, kalian bisa panggil aku kak Bina ya,dan yang di sebelah kanan aku ini namanya kak Saka, yang di sebelah kiri namanya kak Hani" ucapnya dengan tersenyum manis. " Idih, sok manis banget lo. Padahal mah bar-bar bukan maen," ujar Saka pelan. Hani tertawa pelan melihat perdebatan kedua kakak kelasnya ini.

Bina yang mendengar itu menatap tajam Saka. " Gua bisa denger ya lo ngomong apa Jamal," desis Bina. " Bagus deh," sahut Saka.

" Kak Bina! Kita mau main permainan apa nih?" tanya salah satu anak. Bina mengalihkan pandangannya kembali ke depan. " Oke, jadi hari ini kita mau main permainan yang namanya 'cari aku'," jelas Bina.

" Udah ada yang tau belum gimana cara mainnya?" tanya Hani. " Belummm kak!" sahut mereka serempak. " Oke, kak Saka jelasin ya. Kalian simak baik-baik oke?!"

Mereka semua mengangguk paham. " Jadi, nanti kak Saka lempar bola ini ke arah kalian semua. Terus, orang pertama yang tangkep bolanya nanti matanya di tutup.Sedangkan orang kedua dan ketiga yang tangkep bola nanti dicari sama orang pertama.

Tapi, akan dijaga sama yang lain. Terus yang lainnya nanti buat lingkaran sambil pegangan tangan,kaya main kucing tikus gitu, dan gimana caranya biar orang kedua dan ketiga gak ketangkep waktu sebut namanya," jelas Saka.

" Ada yang masih kurang paham?" tanya Bina. " Enggak kak!"

" Kita mulai ya," ujar Hani. Lalu, Saka melempar bola tersebut seperti arahan yang ia kasih tau tadi.

Mereka bermain dengan begitu riang. Wajah anak-anak itu nampak begitu bahagia. Bina yang melihat itu pun diam-diam ikut tersenyum. Rasanya sudah lama ia tidak merasakan bahagia seperti ini. Rasanya seperti 𝘩𝘦𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 tersendiri.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

©flblume

A/N :
Maaf jadi panjang banget gini ㅠㅠ 
Semoga kalian suka sama part ini, maaf kalo ngebosenin cerita nya ( jangan lupa feedback nya ya, biar aku semangat update).

Asa dan Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang