*Jangan lupa klik bintang sebelum membaca. Tolong hargai karya aku dengan itu. Makasih.
❝ Sebenarnya, apa tujuanmu? Kenapa bersikap seperti ini? ❞— Bina
***
Terhitung sudah tiga hari sejak kejadian di taman rumah sakit, Bina seolah memjaga jarak dengan Naufal. Meski begitu, Naufal bersikap seperti biasanya, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
" Bibin," panggil Naufal yang sudah berada di bangku Jehan. Bina menoleh dengan terkejut, " Lo ngapain anjir di sini? " Bukannya menjawab, Naufal justru mengusak rambut Bina.
" Ck, ah lo mah, berantakan jadinya tau gak." Bina merapikan rambutnya dengan berkaca pada ponselnya. " Ya lagian lo, ngelamunin apa sih? Sampe bu Maya keluar gak sadar gitu. Mikirin apa hm?"
Aduh, Bina paling gak bisa kalo Naufal udah ngomong lembut terus pake 'hm' gitu. Jantungnya tuh kaya makin berdegup kencang. Aneh.
" A-apaan sih! Siapa juga yang ngelamun," sahutnya dengan cemberut.
" Jangan kaya gitu, gua makin gemes lo mau tanggung jawab emang hm? " Naufal mencubit gemas pipi gadis itu.
" Lepas ih sakit! Al ih, emang gua boneka apa segala gemes-gemes."
Naufal terkekeh, " Lebih gemes dari boneka kali. " Bina mendelik sinis,
" Ngaco. Terus kenapa ham hem begitu tadi? Lagi cosplay jadi sabyan lo? "Naufal menopang kepalanya dengan sebelah tangannya. " Kenapa? Lo salting ya?" Laki-laki itu terkekeh melihat gelagat gadis di sampingnya ini yang sedikit panik. " Dih? Ngapain banget gua salting gara-gara cowo modelan lo. " Bina mengalihkan rasa gugupnya dengan mencatat materi pelajaran yang ada di papan. Iyalah, gimana gak gugup coba? Kalo Naufal bisa nebak isi pikirannya.
" Terus itu kenapa merah gitu? Perasaan di kelas udaranya gak dingin banget," ujar Naufal, lalu mencolek pipi Bina.
Bina menepis tangan laki-laki itu, " Ih! Jangan ganggu gua bisa gak? Sana sama temen-temen lo aja, lo makin aneh aja deh."
Ya, benar. Sejak kejadian itu, yang berarti sudah tiga hari Naufal bersikap seperti ini. Lembut, suka menggoda Bina jika ada kesempatan, bahkan kadang bikin Bina deg-deg an sama sikapnya. Padahal jelas-jelas sebelumnya dia itu jail, kasar, dan belakangan ini juga jadi pemaksa. Tapi tiga hari terakhir ini sirna begitu aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa dan Rasa
Fanfiction[Jangan lupa follow sebelum membaca] Yang Jungwon; Menjadi berbeda itu, bukan berarti tidak mendapatkan hak yang sama. Memang sudah kodratnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam segi hal apa pun. ❝ Tapi aku tidak ingin menjadi pelangi u...