❝ Rasanya, kita semakin jauh. Dengan surat ini, aku harap bisa memutus tali itu ❞
Jangan lupa untuk klik bintang dan komen.
***
Bel pulang telah berbunyi, mengakhiri mata pelajaran bahasa iggris hari ini. Kini mereka pun bisa bernafas lega, karena terlepas dari jajaran bahasa asing satu ini. Pening rasanya, karena banyak kosa kata yang masih asing nan sulit dipahami."Selain matematika, gua mabok bahasa inggris juga anjir lah. Gini banget ya kehidupan sekolah," ujar Jehan mengeluh.
Bina tengah merapihkan alat tulis dan bukunya, sedangkan Jehan justru meletakkan kenalan di meja. Satu per satu teman sekelas mereka keluar, kelas pun perlahan sepi. Hanya ada Bina, Jehan, Naufal.
Perihal Saka, laki-laki itu masih marah setelah mengetahui siapa dalang dari kejadian tempo itu. Naufal menatap dalam diam ke arah Bina. Biarkan seperti ini dulu beberapa menit.
"Gua duluan ya Je. Gapapa kan?"
Jehan berangsur bangun, "Ihh..., tungguin dong. Bentar-bentar, rapihin buku gua dulu. Jangan tinggalin lho, awas aja."Setelah dirasa sudah semua dimasukkan, kedua gadis itu berjalan keluar kelas. Tapi sebelumnya, Jehan menangkap keberadaan Naufal yang masih setia berdiam diri di bangkunya. Seolah enggan berdiri.
"Woi, aspal! Ngapain lo belum pulang? Mau jagain sekolah bareng satpam?"
Naufal pun tersadar dari lamunann.
"Gajelas lo. Lagi juga bukan urusan lo kali, gua mau ngapain. Ribet banget," sahutnya tidak santai.Saat keduanya sibuk berdebat, Bina justru diam. Bahkan untuk melihat Naufal pun rawan enggan. Karena hanya akan timbul luka, mengingatkannya pada kondisi Arka. Bayangan kejadian saat itu terekam begitu apik.
"Je, kalo lo masih mau debat, gua duluan ya." Bina tidak tahan, ia tidak bisa berlama-lama di sini. Rasanya ruang kelasnya menjadi begitu sesak.
Tenang Bina, tenang. Jangan tunjukin semuanya di sini ya, Bina berusaha menenangkan pikirannya yang tengah kalut.
"Udah enggak. Susah soalnya ngomong sama cowo aspal! Gak akan ada ujungnya."
"Yaudah ayok Na, kita pulang." Jehan menggandeng tangan Bina selama keluar kelas.
"NAMA GUA NAUFAL YA ANJIR! BUKAN ASPAL!" teriaknya emosi.
"Kenapa juga Bina harus temenan sama cewe jahe itu sih," dengusnya."Oh iya! Gua kan mau ajak Bina pulang bareng. Ck, jadi lupa kan gara-gara itu si jahe mercon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa dan Rasa
Fanfiction[Jangan lupa follow sebelum membaca] Yang Jungwon; Menjadi berbeda itu, bukan berarti tidak mendapatkan hak yang sama. Memang sudah kodratnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam segi hal apa pun. ❝ Tapi aku tidak ingin menjadi pelangi u...