***" Kok lo bisa jatoh ka?" Juna memberanikan diri untuk bertanya. Karena itu tau, saudaranya ini tidak akan cerita yang sebenarnya. Terkesan dingin, cuek, dan acuh.
" Karena gak hati-hati tadi," jawab Arka sekenanya. Juna hanya bisa mengehela nafas pelan, bohong. Ia tau Arka sedang berbohong padanya. " Oh iya, cewe yang tadi itu siapa? Kok bisa nolongin lo?" Juna berusaha mencari topik agar tidak hening selama perjalanan pulang.
" Cuma orang yang lagi lewat."
" Oh, gitu. Tapi kok tumben lo gak nolak buat interaksi sama orang asing? Biasanya kan—"
" Gak usah dibahas lagi," Arka memotong ucapan Juna. " O-oke.... "
" Lo mau dengerin radio gak?"
"Hm,"'sahutnya. Juna sudah tidak heran lagi dengan sikap saudaranya ini, hal itu sudah menjadi pemandangan biasa baginya.Suara penyiar radio mulai terdengar, sepanjang mendengarkan radio itu Arka menatap ke arah jendela.
" Mikirin apa?" tanya Juna lagi. " Gak ada,"" Kalo ada apa-apa bilang aja ya ka." Arka mengangguk, padahal jelas-jelas ia masih memikirkan perkataan orang itu. Walaupun itu sudah biasa, namun tetap saja. Apa iya, kalo kehadirannya cuma nyusahin orang-orang di sekitar dia? Terutama bunda sama Juna. Apa..., emang dia gak sepantas itu untuk hadir di dunia?
***
Di sisi lain, Bina baru aja pulang ke rumah. Ia merapihkan cemilan dan bahan makanan lain yang baru aja dia beli. Setelah itu, ia pergi naik ke kamarnya. Bina mau ceritain tentang kejadian tadi sama temennya.
Suara dering telepon mulai tersambung. Gak butuh waktu lama, terdengar suara dari sebrang sana.
" 𝘏𝘢𝘭𝘰? 𝘕𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘭𝘰 𝘵𝘦𝘭𝘱𝘰𝘯 𝘨𝘶𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘦𝘮-𝘮𝘢𝘭𝘦𝘮, 𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘬𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘢𝘫𝘢. "
" Mana gua tau ya, lo lagi maskeran. Gua mau cerita nih sama lo, tapi berhubung lo lagi maskeran, lo responnya lewat chat aja oke? Nanti retak ngomel."
" 𝘏𝘮 "
Bina menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya. Mulai dari awal sampai saat tadi dia ketemu sama orang itu lagi.
" Sumpah ya, itu cowo dinginnya lebih dari ac, terus menuju gua agak angkuh anaknya. Padahal kan gua niat mau bantu dia, tapi malah nolak. Ganteng sih tapi,"
" 𝘔𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵 𝘨𝘶𝘢 𝘴𝘪𝘩 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘭𝘶 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘥𝘰𝘥𝘰𝘭. 𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘰𝘳𝘮𝘢𝘭 𝘱𝘶𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘪𝘨𝘪𝘵𝘶𝘪𝘯, "
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa dan Rasa
Fanfic[Jangan lupa follow sebelum membaca] Yang Jungwon; Menjadi berbeda itu, bukan berarti tidak mendapatkan hak yang sama. Memang sudah kodratnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam segi hal apa pun. ❝ Tapi aku tidak ingin menjadi pelangi u...