Bohong

2 1 0
                                    

Sesuai janji. Hanum dan Bara, mereka benar benar akan berkeliling kota Semarang hari ini.

Bara menunggu diluar karena Hanum yang meminta. Entah karena apa, padahal Bara ingin pamit kepada Daniel yang hari ini libur kerja.

"YAH, AYAHH!!" Hanum berteriak karena tidak menemukan Daniel di ruangan televisi.

"AYAHHH!!!"

"Apa apa?" Daniel datang dari arah kamarnya karena putri kesayangannya terus berteriak.

"Hanum mau jalan jalan sama Bara, mungkin pulang sore. Boleh?"

"Boleh. Inget, kalo keluar siang pulang harus sebelum magrib!"

"Iya Kang Daniel inget kok"

"Ya udah Hanum berangkat" Hanum hendak meraih tangan Daniel untuk salam.

"Butuh uang lagi nggak kamu?" Duh, bapak Daniel ini perhatian sekali ya.

"Masih ada kok, kemaren baru masuk rekening kan dari Ayah juga, belom kepake malahan"

"Siapa tau kamu butuh lagi"

"Nggak kok, mending uang Ayah gunakan untuk hal yang bermanfaat aja. Menafkahi istri orang misalnya."

"Heh kamu itu, mau kamu punya Ayah kaya gitu"

"Ya nggak lah"

"Nah kan"

"Dah ya Ayah, Hanum berangkat dulu ya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam hati hati"

Daniel mengusap puncak kepala putrinya. Kadang ada saja hal aneh yang mampir di otak anaknya dan berakhir membuat Daniel sedikit memijat keningnya karena kelakuan ajaib anaknya.

Hanum berjalan keluar rumah, sudah ada Bara di sana, duduk di atas jok motor metik milik mamanya.

"Lama?" Tanya Hanum, basa basi aja sih.

"Gak juga. Nih pake" Bara menyerahkan helm kepada Hanum.

Setelah memakai helm, Hanum langsung saja naik ke motornya Bara.

"Udah?" Tanya Bara.

"Udah"

"Sana turun kalo udah"

Hanum memukul helm belakang Bara karena candaan gak jelas. Bara itu emang gak pinter ngejokes, jadi kalo dia ngelawak jatuhnya malah garing.

"Iya iya ini berangkat, pegangan yang kenceng, mau terbang ini"

"Lain kali belajar lagi ya kalau mau ngelawak, itu tadi udah lumayan lucu kok"

"Hmm, iya iya" Bara melajukan motornya menuju gerbang rumah Hanum.

Tidak lupa Bara juga menyapa beberapa pekerja di rumah Hanum saat berpapasan tadi.

Walaupun sudah berkali kali melewati jalanan perumahan Hanum, Bara tetap saja terkagum dengan interior modern yang jauh beda dengan perumahannya.

Hanum dan Bara sama sama diam dalam perjalanan, menikmati waktu masing masing.

Jalanan akhir pekan siang ini sangat ramai apalagi ada festival karnaval budaya di sekitar alun alun membuat beberapa akses jalan jadi dialihkan.

"Mau ke mana dulu?" Bara mengusap punggung tangan Hanum yang melingkar di pinggangnya.

Mereka kini sedang berhenti di lampu merah.

"Kamu pengen apa? Pengen kemana? Sekali kali aku yang nurut"

"Apa yang kamu suka kan aku juga suka"

EUFORIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang