Teman lama

33 5 0
                                    

Suara tangisan perempuan sejak satu jam yang lalu memenuhi ruang inap Bara saat ini.

Sedari tadi Hanum terus saja menangis. Mila yang berada di sampingnya sedari tadi saja tidak bisa meredakan tangisan Hanum.

"Hanum udah ya, Bara gapapa kok" Ucap Mila sembari mengusap punggung Hanum yang masih terguncang.

"Ini gara gara Hanum Bun" kata Hanum diiringi dengan isak tangis di setiap kata yang ia ucapkan.

"Ini bukan salah Hanum kok"

"Tapi Bun kalo tadi Hanum nggak kebanyakan tingkah mungkin kita tadi juga nggak bakalan jatoh"

Ceklek

Suara pintu yang dibuka membuat dua perempuan itu langsung memfokuskan pandangan ke arah pintu.

"AYAHHHH!!!" Tangisan Hanum kembali pecah saat melihat Ayahnya berdiri di ambang pintu.

Daniel langsung berjalan menghampiri putrinya. Ia mendekap Hanum dalam pelukannya dan membiarkan putrinya menangis.

Tadi Mila memang sengaja menghubungi Daniel karena Hanum masih saja menangis.

"Udah Bara pasti baik baik saja kok" Ucap Daniel berusaha menenangkan putrinya

"Tapi Yah, nanti kalo Bara kenapa napa gimana?"

"Nggak bakal. Kan cuma jatuh dari tangga"

"Tapi Yah, HWAAAAAA!!" Hanum semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Ayahnya.

"Tapi kamu gapapa kan sayang?" Hanum menggeleng sebagai jawaban pertanyaan ayahnya.

"Kamu belum makan kan?, Kita makan dulu" Tawar Daniel masih mengusap puncak kepala putrinya.

"Mbak Mila aku pergi cari makan dulu. Makasih ya sudah menjaga Hanum" Ucap Daniel kepada Mila yang sedari tadi menatap interaksi Ayah dan anak itu.

"Iya Daniel gapapa. Mbak juga senang kok"

"Mbak mau titip apa?"

"Nggak, tadi mbak sudah makan kok"

"Yasudah mbak saya pergi dulu, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Daniel merangkul pundak putrinya dan menuntunnya keluar dari ruang inap Bara menuju kantin rumah sakit yang berada di lantai dasar.

Dalam perjalanan Hanum masih saja sesenggukan, Daniel tidak henti mengusap puncak kepala putrinya.

"Pak Daniel ya?" Tanya seorang perempuan saat mereka melewati tangga.

"Eh, iya saya Daniel" Hanum yang tidak mengerti hanya menatap keduanya secara bergantian.

"Adiknya ya pak?"

"Oh bukan, ini putri saya"Perempuan itu tampak terkejut mendengar jawaban Daniel.

"Lohh sudah menikah toh pak, saya pikir masih singgel"

"Tante siapa ya?" Tanya Hanum menatap perempuan itu dengan dahi yang mengkerut.

Bangsat gue dipanggil tante

Ucap perempuan itu dalam hati.

"Saya Mina pegawai di kantor Pak Daniel, tapi yang di cabang Bandung" Jawabnya berusaha tersenyum ramah.

"Jadi kamu pegawai saya, maaf saya tidak tau" Kata Daniel sembari terkekeh.

"Iya pak gapapa"

"Jadi ada urusan apa kamu di Semarang?"

EUFORIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang