Bintang?

49 5 0
                                    

Hari yang sial bagi Hanum karena dia harus berlari lari sepanjang koridor untuk mengejar waktu.

Bel masuk sudah 5 menit dari tadi tapi lihatlah Hanum masih berada di luar kelas padahal hari ini jam pertama Fisika kata beberapa murid salah satu guru Fisika di SMA Nusa terbilang killer.

Baru saja sampai di depan pintu kelas Hanum sudah di suguhi dengan wajah Pak Dito ya itu guru Fisika yang terkenal killer.

"Eh pak Dito hari ini keliatan ganteng banget deh tadi sarapan sama apa pak?" Bukannya menjawab pertanyaan muridnya itu Pak Dito langsung menyuruh Hanum untuk hormat di tiang bendera sampai pelajarannya selesai.

Hanum phof

Aku berjalan lesu menyusuri koridor menuju lapangan utama. Huh, sial banget tadi bangun kesiangan udah gitu Bara nggak njemput lagi eh sekarang di suruh hormat di tiang bendera udah lengkap nanti apa lagi ini.

Aku memandang ke atas melihat bendera merah putih yang bergerak karena sapuan dari angin. Dengan tatapan lesu perlahan aku mengangkat tanganku berjajar dengan kepalaku memberi hormat.

Saat 15 menit pertama badanku masih bisa anteng di tempat tapi lihatlah sekarang aku mulai tidak bisa diam.

Keringat bercucuran di pelipis dan punggung bajuku dan parahnya lagi ketek gue basah cuyyyy malu parah untung masih pada pelajaran.

Aku mengangkat tangan kiriku melihat jam tangan yang melingkar indah di tanganku iya lah mahal ini HAHA.

Dalam hati aku terus saja mengoceh, melontarkan sumpah serapah kepada Pak Dito beraninya dia menghukum saya oh belum tau dia, gue Hanum oyyy anaknya Pak Daniel liat bokap gue palingan juga langsung klepek klepek.

Udah molai kliyengan ini parah emang biasanya kalo musim hujan pagi pagi gini matahari gak muncul ini kenapa pas giliran aku yang kena hukuman matahari sehat sehat aja kan nggak adil oyy!!!.

"Woi Han!!!" Aku melihat Bara tengah berdiri di depanku.

"Apa?" Ucapku sedikit berteriak.

"Ngapain?"

"Cari kesibukan"

"Panas panas gini enaknya ke kantin beli es teler"

"Ndasmu ngono gue lagi di hukum nih sama Pak Dito"

"Orangnya aja lagi pergi keluar. Udah ayo ke kantin"

"Serius lo kenapa nggak bilang dari tadi Anoa"

"Biar lo kepanasan dulu"

"Sialan lo"

"HAHAHA Udah ayok" Ucap Bara langsung merangkul pundakku. Udah kebiasaan soalnya.

Aku sama Bara lagi jalankan di koridor pas sampe depan kelas 11 IPS gak sengaja Bara berhenti otomatis aku yang ada di sampingnya juga ikut berhentilah.

"Apaan sih bar?" Tanyaku memandang muka Bara yang ganteng tapi aku terlalu munafik untuk mengakui secara langsung.

"Kita ke IPS dulu"

"Ngapain sih. Udah ayok langsung ke kantin aja udah kering ini tenggorokan" Bukannya berjalan Bara malah menarik ku semakin kuat pengap ini MasyaAllah.

Gak lama ada orang tuh muncul dari pintu orangnya sih cantik tapi masih cantikan aku. Ya lah anaknya Pak Daniel. Tapi masih tinggian dia aku nggak papa kok.

Setelah tak baca nama dadanya dia bernama Fio gaes!!!.

"Ngapain?" Tanyanya langsung tanpa basa basi.

"Bintang ada?" Whatttttss Bara nyariin cewek? Gak salah denger kan ini.

"Lo Bara kan?" Tanya Fio pandangannya masih di Bara tapi setelah itu dia liat aku mau tak senyumin eh dianya langsung mandang Bara lagi kan bangsul untung gak jadi.

Gak lama si Fio itu masuk ke dalam kelas gak tau ngapain trus keluar lagi bawa cewek yang lebih pendek dari dia.

Tuh cewek liat Bara langsung senyumnya lebar banget pas liat aku langsung muka datar Astaga gini amat gue dari tadi.

Bara ngasih buku yang dari tadi dia pegang ke cewek itu gue tebak tu cewek Bintang namanya.

"Makasih gue pergi dulu" Ucap Bara dan kembali merangkul ku.

"Eh Bar tunggu bentar deh" Ucap si Bintang sambil megang lengan si Bara. Eh apa apaan ini pegang pegangan.

"Apa?" Tanya Bara berbalik. Sebenarnya ini aku agak tersiksa pas dirangkul Bara kayak gini ya karna aku cuma sepundaknya si Bara. Nasib pendek, gapapa yang penting cantik.

Si Bintang masuk kelas gak tau mau ngapain ngambil buku lagi kali ya eh bukan dia keluar bawa kotak bekel trus di sodorin ke Bara.

"Buat lo Bar tadi Mamah bikin kue" Ucap si Bintang sambil senyum senyum. Tangan Bara yang ada di pundak ku langsung ngambil kotak bekel itu. Bara bilang makasih ke Bintang trus dia pamit mau ke kantin si Bintang bilang dia mau ikut ya udah kita ke kantin bareng.

Kok aku ngerasa nggak suka ya sama Bintang. Ya Allah maafkan hambamu ini.

Waktu perjalanan ke kantin Bintang ngoceh terus aku terabaikan Huhu.

"Bar minjem Hp" Ucapku mendongak ya lah orang Baranya ketinggian seperti hayalanku.

Bara ngasih handphone miliknya ke aku. Nggak tau kenapa si Bintang ngeliat aku kayak nggak suka.

Tiap aku mau ngajak Bara omong Bintang langsung nyamber sebelum Bara jawab kan gue jadi bete.

"Bar nih handphone lo, gue mau ke kelas" Ucapku langsung bangkit aku nggak peduli dengan pertanyaan Bara yang jelas aku pengen cepet pergi.

Autor phof

Hanum berjalan menuju taman belakang wajah cantiknya terlihat memerah karna emosi.

Dilihatnya taman belakang sekolahnya yang terawat dan bersih. Hanum memilih kursi yang berada di pojok untuk kali ini ia tidak mau melihat Bara.

Sedangkan dilain tempat Bara tengah duduk dengan gelisah matanya terus menatap sekitar mencari keberadaan Hanum.

Bara hendak bangkit dari duduknya tetapi Bintang yang duduk disampingnya menahan pergerakan Bara.

"Makan dulu Bar" Ucap Bintang mendongak menatap Bara yang juga melihat ke arahnya.

"Gue mau cari Hanum dia juga belum sarapan" Ucap Bara berusaha melepaskan tangan Bintang yang memegang pergelangan tangannya.

Bara berjalan keluar kantin mencari keberadaan Hanum ia tidak tau kemana Hanum pergi akhirnya ia berusaha menelfonya.

"Hanum lo kemana elah" Ucap Bara setelah ada sambungan telefon dari Hanum.

"Sono lo sama Bintang aja gak usah peduli gue" Cecar Hanum dengan emosi.

"Lo kenapa sih biasanya juga gak kayak gini"

"Pikir sendiri!!!"

Setelah sambungan terputus Bara kembali berjalan menyusuri koridor bukannya mencari Hanum ia malah Berniat akan kembali ke kelas.

Terlalu sulit menebak isi pikiran perempuan, tetapi mereka selalu memaksa laki laki untuk mengerti.

***

EUFORIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang