BK

43 6 0
                                    

"Hanum mana Bar?" Tanya Aldo saat Bara sudah duduk di tempatnya.

"Tauk ngambek tadi" Jawab Bara santai.

"Kok nggak lo susulin?"

"Yaudah lah biarin ntar juga balik sendiri"

"Lo nggak inget Hanum pernah nekat lompat pager belakang sekolah?"

"Ck nyusahin" Ucap Bara malas tetapi ia tetap bangkit dari duduknya.

Aldo mengekor dari belakangnya mereka mencari Hanum kemana mana hampir seluruh sekolah sudah mereka datangi tapi tetap saja mereka tidak menemukan Hanum.

Hanya ada dua tempat yang belum mereka datangi yaitu kamar mandi perempuan dan taman belakang sekolah.

Aldo dan Bara membagi tugas Aldo yang akan ke kamar mandi sedangkan Bara dia menuju taman belakang sekolah.

Bara mempercepat langkahnya ada banyak kekhawatiran yang ia rasakan. Ini adalah salah satu hal yang Bara khawatirkan Taman Belakang sekolahnya.

Sudah banyak cerita yang ia dengar dari murid murid lain tentang taman belakang sekolahnya. Walaupun ia berusaha keras untuk tidak memikirkan omongan murid lain tapi justru itu malah membuatnya semakin terbayang.

Walaupun belum melihat langsung wujud hantu sekolah itu seperti apa tapi dari cerita saja Bara sudah bisa membayangkan kalau hantu yang sering murid lain ceritakan itu menyeramkan.

"Han" Teriak Bara sambil celingukan mencari keberadaan Hanum.

"Hanumm lo dimana sih?" Ucap Bara lagi.

Bara masih berkeliling mencari Hanum. Pandangannya kini tertuju ke sudut taman. Hendak menghampiri tapi ragu kalau nanti itu bukan manusia.

Berusaha mengalahkan rasa takutnya Bara akhirnya berjalan kesudut taman.

Saat sudah berada di hadapannya ia bernafas lega karena ini memang Hanum bukan makhluk lain.

Bara menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Hanum ia melihat Hanum tengah terlelap dengan kepala yang menunduk.

Nggak sakit apa lehernya.

Pikir Bara dalam hati. Bara duduk di samping Hanum ia menarik kepala Hanum perlahan dan disandarkan di pundaknya.

Sudah kesekian kali Bara memuji paras Hanum bukannya tidak mau mengakui secara langsung tapi Hanun akan merasa besar kepala nanti jika ia mengatakan dengan lisannya.

Hanum membuka matanya perlahan saat menyadari ada pergerakan di sampingnya ia langsung mengangkat kepalanya dari bahu Bara.

Hanum bangkit beranjak pergi meninggalkan Bara tetapi baru beberapa langkah ia kembali duduk di tempatnya karena Bara menarik tangannya.

"Kenapa?" Tanya Bara langsung tanpa basa basi.

"Gue nggak suka Bintang" Ucap Hanum lantang.

"Kenapa?"

"Suka sama orang aja nggak butuh alesan kenapa benci sama orang juga butuh alesan?"

"Kenapa Han?" Tanya Bara lagi dengan nada yang melembut.

Hanum tidak ada niat untuk menjawab pertanyaan Bara ia masih diam dan melipat tangannya.

"Ya udah gue minta maaf" ucap Bara lagi. Kalau tidak ada yang mengalah sampai kapan pun gak bakal kelar.

Masih setia dengan diamnya Hanum berusaha menahan senyumnya baru kali ini Bara mau mengalah.

"Gue maafin tapi lo harus gendong gue sampe kelas" Ucap Hanum angkuh.

EUFORIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang