mysterious boy

126 7 5
                                    

"Finally kita nyampe juga!" Gadis berambut hitam pekat itu terlihat sangat senang dan berantusias saat melihat air terjun yang sangat menyejukkan. Ia menaiki bebatuan besar lalu menghirup udara sekitar air terjun itu.

"Woy Audrey! Jan naik-naik kesitu anjing, licin!"
Suara nan berat tersebut meneriaki Audrey yang kini sedang merentangkan tangan nya sembari memejamkan mata.

"Yaelah gapapa kok, lagian kalo gua jatuh juga gapapa. Gua kan bisa berenang."

"Wuwwwwwwwaaawwww!!" Audey berteriak hingga suaranya menggema di Air terjun yang tidak terlalu ramai itu.

"Liat deh, Kayanya Audrey seneng banget."
Ucap gadis bernama Leora yang kini tengah memerhatikan Audrey dengan senyum merekah di bibir nya.

"Lo seneng ga, Ra?" Andraa menatap Gadis di sampingnya. Yang di tanya lalu menoleh dan mengangguk.

"Seneng banget. Apalagi liat Audrey seceria itu sekarang." Pandangan nya kembali lurus menatap Audrey yang masih berdiri di bebatuan besar.

"Woy bangsat bantuin napa! Dikira bawa barang sebanyak ini kaga capek apa?"

Seorang lelaki bertubuh bongsor tengah berjalan tertatih-tatih sembari membawa tas yang lumayan besar. Lelaki itu bernama Rapka. Rapka kalah main kertas gunting batu tadi saat di parkiran, jadi ia harus membawa barang-barang yang di perlukan untuk piknik. Seperti pemanggang sosis dan lain-lain.

"Sini gan, gue bantu."

Rapka menghela nafas lega, akhirnya ada yang mau membantunya setelah ia harus mendaki menaiki tangga sambil membawa barang-barang seberat ini.

"Audrey! Ayok istirahat dulu, lo ga capek?" Rafael sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada gadis itu, bagaimana jika gadis itu terpeleset dan kepalanya terbentur batu? Ia harap itu tidak akan terjadi.

"Eh, Gibran mana?" Suara Leora menghentikan aktivitas semuanya.

"Lah iya, dari tadi gua ga liat dia, bentar gua telfon dulu." Rafael merogoh ponsel dan mulai mencari nama kontak Gibran.

Di sisi lain..

Gibran berjalan mendaki tangga dengan pandangan mengelilingi hutan. Mungkin saat ini teman-temannya tengah mencari nya sebab kini ia berjalan paling terakhir. Hingga Gibran pun mempercepat langkahnya.

Namun tiba-tiba Gibran menabrak seseorang.

"Oh! Maaf, Pak..." Gibran sedikit memangutkan kepalanya dan menatap pria itu dengan tatapan tidak enak.

Berbeda dengan seseorang yang di tabrak Gibran. Pria itu hanya berdiam diri menatap Gibran dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

Gibran hanya acuh dan melanjutkan perjalanannya. 5 menit kemudian Gibran pun sampai di air terjun dan melihat teman-temannya disana.

"Nohhh nyampe anak nya." Rapka melirik Gibran yang baru saja duduk dan merebahkan tubuhnya di atas tikar.

"Sorry gue agak telat, tadi ada sedikit masalah di jalan." Gibran merehatkan tubuh dan pikiran nya sejenak, menghirup udara alam bebas dan mendengarkan sayup suara deras nya air terjun cukup membuat Gibran mengantuk, di tambah lagi angin sepoi-sepoi menerpa, kenikmatan yang sangat hakiki.

"Emang masalah apaan?" Audrey duduk di samping Gibran yang tengah berbaring sembari memejamkan matanya.

Tiada balasan dari sang empu. Audrey pun melongok untuk melihat wajah Gibran, ternyata Gibran sudah tertidur.

"Lo mau sesuatu gak?" Tawar Rafael yang sedang memanaskan pemanggang.

"Gue laper." Hanya itu yang dapat Audrey ucapkan saat ini.

OUR TRIP [Ghost] ✓ Adventure With GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang