Pagi hari pukul 09:34 tepatnya di rumah sakit German Medical Group, di salah satu ruangan perawatan inap VIP terdengar suara ricuh anak-anak dari dalam kamar. Kamar medical yang di siapkan rumah sakit tersebut cukup jauh dari ruang inap biasa, hingga tak sesiapapun bisa mendengar percakapan dari ruangan itu.
Naira di tempatkan didalam ruangan itu, kini beberapa teman Naira tengah berkunjung ke rumah sakit untuk melihat Naira. Jumlah anak sebanyak 3 orang, tidak terlalu banyak, namun cukup membuat ruangan sangat ramai.
Di dalam kamar itu hanya ada Rafael, Naira, teman-teman Naira, dan Kanara.
Pagi-pagi sekali Kanara pergi ke rumah sakit, untuk melihat keadaan Naira dan membawakan makanan untuk Rafael. Wanita itu juga membawakan beberapa masakan kesukaan Naira, namun sayangnya tidak bisa di makan sebab dokter berkata makanan itu tidak baik di konsumsi Naira saat ini. Kanara memakluminya, tubuh anak itu belum terlalu sehat untuk memakan makanan berminyak.
Naira sangat menyukai Potato cheese balls yang dilumuri saus tomat dan mayonaise, anak itu bahkan tak segan-segan menghabiskan 15 biji bola kentang atau lebih dengan lahap. Rafael selalu antusias saat menceritakan putrinya kepada Kanara, dan wanita itu pun turut senang saat mendengar perkembangan Naira, anak itu berkembang dengan baik, namun kejadian akhir-akhir ini cukup membuat anak itu ketakutan hingga proses perkembangannya sedikit terhambat.
Akan tetapi Kanara cukup tenang, mendengar cerita panjang Rafael membuat ia sadar bahwa Naira adalah anak yang hebat dan kuat, jarang sekali ada anak kecil yang berani seperti Naira.
"Naira, ayo dong cerita lagi, aku masih penasaran sama laki-laki yang kamu bilang tadi." Ucap anak kecil berambut pendek dengan jepit warna ungu di rambutnya, anak itu bernama Bianca, Naira biasa memanggilnya dengan sebutan Caca.
"Aku nggak tau namanya, yang pasti dia satu sekolah sama kita." Naira memasang ekspresi serius.
"Oh, iyakah? Aku penasaran." Sophia memasang ekspresi serius.
"Ganteng gak ya? Aku pengen kenalan." Jessica tersenyum genit seolah-olah ia sedang jatuh hati kepada seseorang.
Sementara Rafael dan Kanara saling menatap satu sama lain, mendengar percakapan 4 anak itu membuat Rafael geleng-geleng kepala.
"Mereka gibah di ajarin siapa, sih?" Batin Rafael tak habis pikir.
"Eh Naira, pas kamu nggak berangkat tuh ya, kita sempet berantem sama circle sebelah tauk." Bianca memulai topik baru, dan di angguki Sophia dan Jessica.
"Berantem kenapa?"
"Buset, ngerti circle an juga?" Rafael terkejut.
"Ya habisnya nyebelin banget, masa sih kita diejek gara-gara circle kita sedikit." Bianca cemberut, memperlihatkan bibirnya yang mengerucut kebawah.
"Nggak apa-apa, yang penting kita solid, iya nggak nih?" Naira berancang-ancang melakukan highfive.
Ketiga temannya pun membalas ajakan highfive dari Naira.
"Yang penting kita terus sama-sama sampai gede!" Sophia bersorak cukup kencang.
"ASIAP BOSQUEE!!!" Di balas sorakan kompak oleh Naira, Bianca, dan Jessica.
Disisi lain Rafael dan Kanara menahan tawa, melihat tingkah 4 anak itu membuatnya gemas sekaligus geli.
"Kalian nggak mau pulang? Nanti orang tuanya nyariin loh, sudah hampir tengah hari." Kanara berujar.
"Iya juga ya, nanti Buna nyariin dirumah." Sahut Bianca.
"Om Rafael, kami mau pulang, nanti dimarahin Papi." Ujar Jessica seraya memakai tas beruang pink miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR TRIP [Ghost] ✓ Adventure With Ghost
Novela JuvenilSuatu tragedi yang dapat dikenang dalam sejarah hidup mereka, pertumpahan darah, pengorbanan, cinta, dan menjadi saksi bisu tentang keberadaan mereka yang tidak nyata. Gibran yang mencoba memecahkan kasus arwah perempuan, arwah perempuan tersebut me...