3 months later.
"Aku hamil."
Rafael menghela lalu mengusap wajahnya kasar. Rafael nampak putus asa dan terlihat lesu saat mendengar fakta bahwa Adira hamil, anak nya. Tolong di garis bawahi
Anak nya."Kakak minta maaf.."
"Aku udah maafin Kakak, tapi sekarang gimana?"
Rafael beranjak dari duduknya lalu memegang tangan Adira lalu berucap,
"Mungkin ini udah takdir Tuhan buat kita, kamu mau nikah sama Kakak?"
Tiada jawaban dari sang empu. Namun setelah beberapa detik kemudian ucapan Adira membuat Rafael keberatan.
"Kita aborsi anak ini, Kak."
"Kamu gaboleh asal ngomong mau aborsi anak ini, Adira, anak ini gak salah.. Aku mohon."
"Tapi Kak, sekolah kita gimana? Aku juga masih punya mimpi!"
"Kakak paham Adira, tapi Kakak mohon jangan gugurin anak ini."
Selanjutnya Adira memeluk Rafael lalu menangis sesenggukan disana. Rafael mengelus rambut Surai gadis itu dan tak henti-hentinya mengucapkan kata maaf.
"Gimana caranya aku bilang ke Ayah sama ibu?" Adira gemetar saat mengingat orang tuanya. Dia merasa telah gagal menjadi anak yang berbakti.
"Kita bilang sama-sama, oke? Jangan khawatir." Rafael menangkup pipi bening Adira lalu mengusap jejak air mata gadis itu menggunakan ibu jarinya.
"Bajingan lo Rafael.." batin Rafael dengan perasaan yang kacau.
"Aku janji ga bakalan ngecewain kamu, Adira." -Rafael
• • • • • • •
Tahun ajaran baru telah dimulai. Leora dan Audrey telah menduduki kelas 2 SMA. Rafael dan Rapka pun kini telah menginjak kelas 3 SMA. Di lain tempat, Gibran sudah memulai aktivitasnya sebagai mahasiswa di Belanda, begitupun dengan Andraa.
Hari demi hari telah dilewati Leora. Biasanya di pagi hari begini Andraa sudah berjalan berdampingan dengannya, tapi kali ini Leora berjalan sendirian di koridor sekolah. Leora rindu.
Tiba-tiba jantung Leora di buat jedag-jedug ketika Rafael menepuk bahu nya. Tapi, bukan Leora kalau tidak kalem. Leora mengontrol emosinya.
"Kenapa si?"
"Gue mau ngomong penting."
Leora pun mengerutkan keningnya kebingungan. Belum Leora berbicara, Rafael malah menarik tangan Leora menuju ke suatu tempat.
Setelah perjalanan singkat itu berlalu, kini keduanya tengah berada di ruang OSIS yang terlihat sepi.
"Mau ngomong apaan?" Ucap Leora lalu meneguk air mineral yang ia bawa dari rumah. Berlari dari koridor utama menuju ruang OSIS cukup membuat nya lelah.
"Gue ga sengaja ngehamilin Adira."
Di detik itu juga Leora yang sedang meminum air mineralnya tiba-tiba tersedak dan mengeluarkannya kembali sehingga mata dan hidung nya menjadi kemerahan.
"LO BERCANDA KAN?!!"
Rafael menggeleng tandanya bahwa laki-laki itu memang benar telah menghamili seseorang .
"Gue khilaf, Ra..." Rafael kembali berujar.
"Rafael lo boleh cemburu, tapi ga gini caranya lo ngelampiasin rasa cemburu lo itu, inget Rafael, lo udah ngerusak cewek!!" Leora menarik baju kerah seragam Rafael dengan nafas memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR TRIP [Ghost] ✓ Adventure With Ghost
Teen FictionSuatu tragedi yang dapat dikenang dalam sejarah hidup mereka, pertumpahan darah, pengorbanan, cinta, dan menjadi saksi bisu tentang keberadaan mereka yang tidak nyata. Gibran yang mencoba memecahkan kasus arwah perempuan, arwah perempuan tersebut me...