new trail

30 3 2
                                    

Malam ini. Dimana Gibran kembali ke tempat kelahirannya setelah bertahun-tahun tinggal di negeri kincir angin. Gibran menangis. Penantian nya selama ini akhirnya telah terwujud.

"GIBRAN!!"

Pandangan nya buyar saat mendengar suara tersebut. Suara yang sangat ia ingin dengar secara langsung. Gibran berbalik dan mendapati Andraa, Rapka, Rafael, Audrey, dan Leora tengah bersorak memanggil namanya. Bergegas Gibran berlari dan memeluk 5 sahabatnya itu. Rasanya mustahil bagi mereka semua untuk tidak menangis.

"Gue kangen banget!"

"Ga kerasa, udah 10 tahun..."

"Papa.." Naira yang melihat sang papa beserta dengan para om dan tante nya tengah menangis, tiba-tiba ikut menangis.

Rafael tertawa dan menggendong Naira "Shutt maaf ya sayang? Ini sekarang papa senyum, hahaha."

"Demi apa? Anak lo persis banget kaya lo Rafael." Gibran mencubit pipi Naira pelan.

"Benih gua ya berarti kaya gua dong." Rafael menghirup aroma bayi yang menyeruak di tubuh Naira.

Semuanya tertawa saat mendengar respon Rafael.

Gibran mendekati Audrey. Tanpa aba-aba Audrey memeluk Gibran dengan erat dan menangis sesenggukan di bahu lebar Gibran. Gibran membalas pelukan itu, Gibran ikut menangis. Audrey sudah Gibran anggap sebagai adiknya sendiri, dan sudah 10 tahun ini ia menjaga Audrey dari jauh. Rasa haru dan bahagia tercampur aduk menjadi satu.

Audrey melepaskan pelukannya. Wanita itu mengelus perutnya yang membuncit, manik matanya yang menatap Gibran dan berkata.

"Hai uncle Gibran? Apa kabar?"

Gibran tertawa, dulu saat Audrey menelfon dirinya. Audrey begitu kegirangan saat itu, Audrey menunjukan testpack yang menunjukkan hasil positif. Gibran merasa senang sekali, kini ia bisa melihat Audrey tengah hamil secara langsung.

Gibran memeluk Rapka dan menepuk-nepuk bahu pria itu, Gibran tersenyum bangga pada Rapka.

Hingga pandangannya teralihkan kepada sesosok pria jangkung dengan kacamata beningnya, rambut gondrong itu sungguh membuat penampilan nya menjadi jauh lebih tampan. Mungkin hanya kebetulan atau bagaimana, keduanya sama-sama menggunakan setelan kemeja. Gibran memakai kemeja putih, sementara Andraa memakai kemeja hitam. Gibran jadi teringat dulu saat ia dan Andraa sering memakai pakaian berwarna Couple. Maka keduanya akan saling menuduh plagiarisme terhadap pakaian, lucu sekali.

"Plagiat. Gue pake kemeja, lo malah ikut-ikutan." Gibran terkekeh.

"Kenapa masih di inget aja si?" Kini Andraa tergelak bukan main.

Tiba-tiba terdengar suara tapak heels mendekat, itu Sarah. Auranya yang di pancarkan Sarah sangat kuat. Kini wanita itu mendekat sembari mendorong troli bayi dan mendekati Gibran.

"Maaf telat." Sarah tersenyum ramah kepada semuanya.

Gibran melepas pelukannya pada Andraa saat mendengar suara sang istri yang sudah datang. Tadi Sarah sempat berpamitan ingin pergi ke kamar mandi bersama putranya.

"Tadi Raydent muntah-muntah di kamar mandi, kayanya mabuk pesawat." Ujar Sarah sedikit khawatir, lantas Gibran mengambil putranya yang masih berumur 8 bulan ke dalam gendongannya.

"Nah Leora, gue udah tepatin janji lo. Gue pulang dengan selamat terus bawa jodoh, udah gue tepat in kan?"

Leora terkekeh sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan perkataan Gibran.

"Btw, kalian bakalan pulang kerumah atau nginep di hotel?" Rafael berujar.

"Gue udah sewa apartemen disini, kalau rumah udah selesai renovasi gue bakalan pindah." Gibran menaruh kembali putranya ke dalam troli bayi.

OUR TRIP [Ghost] ✓ Adventure With GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang