THE END.

40 3 0
                                    


10 years later.

"Raydent! Sini sayang, dibawah ada Fiona!" Teriak Sarah dari ruang tamu, meneriaki putranya yang tengah asik berleha-leha di kamar sembari bermain game.

"Iya Mami!" Sahut Raydent, tak lama anak laki-laki berumur 10 tahun itu turun dari tangga, ia melihat Fiona di ruang tamu bersama orang tuanya.

"Halo Raydent, apa kabar? Kangen tante nggak? Udah lama nggak ketemu, makin tinggi aja kamu." Audrey bersapa pada Raydent, sementara anak itu hanya tersenyum ramah sebagai jawaban dari pertanyaan Audrey barusan.

Sarah terkekeh saat melihat respon dari putranya itu.

Raydent tumbuh menjadi anak laki-laki yang tampan juga tinggi, sama seperti Gibran. Raydent juga pintar seperti Sarah, tak heran jika anak laki-laki itu selalu masuk 3 besar di peringkat kelasnya.

Begitupun dengan Fiona, gadis berumur 10 tahun itu juga tak kalah pintar dari Raydent, hanya saja Fiona bisa dibilang malas untuk mengikuti olimpiade atau perlombaan. Padahal, Fiona selalu mendapat peringkat dikelasnya. Fiona tumbuh dengan rambut bergelombang, berbola mata cokelat, dan sedikit tomboy.

Tak lama kemudian, datanglah Gibran dari luar rumah bersama Rapka. Keduanya masih tampak awet muda, walaupun kini anak-anak mereka sudah tumbuh besar.

"Gue udah lama gak ketemu Andraa, dia selalu bolak-balik luar negeri dua tahun belakangan ini." Rapka mengikuti langkah Gibran yang hendak duduk di ruang tamu bersama istri dan putranya.

"Maklum, sekarang Andra sudah bukan sekedar dokter biasa, dia seorang profesor."

Rapka mengangguk paham. Bahkan, Rapka pun kini sedang di sibukkan oleh perusahaannya. Perusahaan Rapka berkembang pesat seiring berjalannya waktu, dari hal ini Rapka tahu satu hal bahwa setiap jatuhnya seseorang pasti seseorang itu akan tetap bangkit walaupun tertatih-tatih.

Gibran duduk di samping Sarah, Rapka di samping Audrey, sementara anak-anak juga terlihat fokus dalam obrolan mereka. Acara kumpul menjadi nyaman dan tenang, candaan demi candaan mulai terdengar hingga menimbulkan gelak tawa.

Gibran bersyukur, sampai detik ini ia masing dikelilingi orang-orang yang begitu berharga baginya, terutama Sarah, Raydent, dan teman-teman masa kecilnya. Gibran mengakui, tidak ada yang lebih indah dari keluarga dan teman, keduanya adalah pelengkap hidup Gibran.

Gibran harap, kedepannya sampai ia menghabiskan masa tuanya, ia mau tetap seperti ini, dikelilingi oleh keluarga dan teman-temannya.


• • • • • • •


"Bundaaa...!"

"Bunda dibawah!"

Suasana pagi hari dirumah Leora cukup ricuh dan itu membuat Leora kelelahan sebab ia harus mengurus anak-anaknya yang sangat cerewet, dan juga Leora harus memasak makanan dan menyiapkan Asi untuk putrinya.

"Bunda, Maven lapar." Keluh kesah Maven, anak berumur 8 tahun itu duduk sembari memandangi Bundanya yang tengah mengurus sang adik perempuan.

"Maven ke dapur ya? Ada Ibu Al disana, Bunda udah masak, minta makanannya sama ibu."  Ucap Leora tanpa menatap putranya itu, ia sedang fokus memakaikan popok untuk Emilia.

Maven mengangguk, anak laki-laki itu beranjak ke dapur untuk sarapan.

"Eh? Anak Bunda udah cantik ya? Mau ketemu Ayah ya? Utututu sayaaang." Leora menggendong Emilia seraya mencium aroma bayi yang menyeruak di tubuh Emilia.

Mavendra Eknath Adiwijaya adalah putra sulung Leora dan Andraa. Leora melahirkan Mavendra saat ia sedang menemani Andraa bertugas di Italia, alhasil putra sulungnya itu terlahir di Italia. Andraa memberikan nama Mavendra Eknath Adiwijaya untuk putra sulungnya, sama seperti marganya yakni Andraa Adiwijaya, dan juga kakeknya Guinandra Adiwijaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR TRIP [Ghost] ✓ Adventure With GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang