BAB 12

14 3 4
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Semoga Allah mudahkan segala hal.

***

Kehidupan seorang Cerise Dianes itu rahasia. Selama Azure satu sekolah dengannya, ia tidak pernah mendengar desas-desus apa pun mengenai kehidupan gadis itu. Entah karena memang tak ada, atau justru Azure saja yang ketinggalan berita?

Laki-laki itu mengedarkan pandangan. Menelisik setiap sudut bangunan dengan pikiran yang mengudara. Ia ingat betul mengenai tempat ini. Sebuah tempat yang beberapa hari lalu pernah dirinya tulis dalam lembar buku catatan ketika malam diguyur hujan. Hari di mana Magenta Azure diam-diam membuat akun palsu pada salah satu media sosial hanya untuk mencari tahu tentang Cerise Dianes.

"Lo bener-bener ngambis, ya?" tanya Azure tanpa sadar. "Dari pulang sekolah sampai malam kayak gini, lo masih tetep di perpustakaan buat belajar? Jadi, ini yang bikin lo bertahan di posisi pertama?"

Cerise yang kebetulan berada di belakang Azure itu menoleh. Keningnya berkerut beberapa saat sebelum menjawab, "Kok, kamu tahu kalau aku di sini dari pulang sekolah?"

Sepertinya Azure melupakan suatu hal tentang fakta bahwa Cerise tidak tahu ketika ia mengikutinya diam-diam. Dan sekarang, Azure harus menjawab apa? Laki-laki itu menggaruk tengkuk, lalu berjalan menjauhi Cerise sambil menggosokkan kedua tangannya.

"Ya itu, lo masih bawa baju sekolah. Itu berarti dari tadi pulang sekolah, lo enggak ke rumah, kan? Lo langsung ke sini?"

Untungnya ia menemukan alasan lain yang masuk akal, selain mengakui bahwa dirinya sempat menjadi penguntit. Bisa-bisa nanti Cerise merasa keras kepala, pikirnya. Maka usai Azure mengatakan itu, ada hening cukup lama. Ia tidak mendapati jawaban dari Cerise dan dengan begitu, Azure kembali menoleh, menatap punggung Cerise yang nampak rapuh.

Tadi saat mereka menginjakkan kaki pertama kali di perpustakaan itu, sambutan yang mereka dapatkan adalah pekik keras dari seseorang bernama Vina. Wanita dewasa dengan balutan kerudung cokelat itu terlihat panik melihat Cerise basah kuyup dengan sedikit goresan merah di lengan putihnya. Kemudian di detik ketiga, Vina memeluk Cerise begitu erat. Tanpa peduli jika setelahnya, baju yang dikenakan olehnya akan ikut basah.

Dan Azure hanya diam memandangi itu. Namun, dalam diamnya, Azure merasakan sesuatu yang berbeda di dalam dada. Pada interaksi singkat, tetapi penuh kehangatan itu, Azure paham satu hal. Bahwa selain di lingkungan sekolah, Cerise memang disukai banyak orang. Cerise memang disayangi banyak orang. Dengan begitu saja, hati Azure sedikit memanas.

"Aku tadi sempat pulang dulu ke rumah, kok, tapi enggak lama. Setelah itu langsung ke sini," timpal Cerise setelah beberapa saat terdiam. Gadis itu berjalan menghampiri Azure dengan tangan menggenggam gelas putih berisi teh hangat. "Ini, kamu minum dulu biar bisa sedikit lebih hangat," katanya dengan garis senyum hingga mata.

Azure menerimanya tanpa kata. Kemudian ketika gelas telah beralih dalam genggamnya, hangat itu bisa ia rasakan dan perlahan dingin sisa tadi menghilang. Ia masih ingin bertanya banyak hal, tetapi mungkin lebih baik semua tanya itu untuk dirinya simpan saja. Karena Azure merasa, hari ini terlalu banyak hal-hal tentang Cerise yang seharunya tidak perlu ia ketahui. Lagipula sepertinya Cerise juga enggan memberi tahu informasi apa pun, selain dirinya telah berada di sini selama hampir empat jam.

Selanjutnya, kaki-kaki jenjang Azure membawanya menyusuri rak-rak buku. Menilik satu per satu judul tanpa berniat mengambil salah satu, lalu membacanya. Sampai akhirnya, suara Cerise kembali terdengar, memecah hening yang sempat tercipta. Azure menghentikan langkah dan mendengar dengan seksama setiap kalimat bernada lembut itu.

"Aku bahkan biasa di sini sampai jam sembilan malam, tapi ... bukan karena aku ngambis, Azure. Aku di sini kerja jadi penjaga perpustakaan. Hal baiknya dengan kerja di sini, aku bisa leluasa menyerap ilmu dari buku-buku yang ada."

REDA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang