Lagi dan lagi aku mengunjungi rumah sakit ini, setelah seminggu penuh tidak mampir karena mencari bukti dari pemalsuan data yang sudah terjadi beberapa bulan yang lalu.
Rumah sakit yang hanya di isi oleh orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan, alias rumah sakit jiwa.
Kenapa aku mampir di rumah sakit ini? Apa ada orang yang ku kunjungi di sini? Apakah ada orang terdekat atau keluarga ku disini?
Jawabannya adalah ada, orang yang ku kunjungi adalah orang yang sama. Orang yang sama selalu ku kunjungi tiap waktu. Seorang pemuda ah bukan maksud ku adalah seorang pria bernama Sakata. Dia tidak mengalami gangguan kejiwaan seperti orang-orang kebanyakan disini, tidak sama sekali tidak.
Lalu kenapa dia bisa masuk di rumah sakit ini? Itu karena kami memasukkannya, kami memasukkannya karena sebuah kejadian cukup rumit.
Entahlah kejadian seperti apa, tapi kejadian itu cukup membuatnya terguncang dan berakhir membuat nyawanya sendiri melayang, dia hampir melakukan percobaan bunuh diri karena guncangan itu.
"Sakata, hari ini aku mampir lagi. Bagaimana kabarmu ?"tanyaku.
"....."Sakata hanya menatap ku dengan pandangan kosong, lagi.
"Kabarmu pasti selalu baik-baik saja kan?"tanyaku lagi.
Dan masih di tatap dengan pandangan kosong sama anak ini.
Aku mulai bercerita banyak hal pada anak ini, banyak terutama tentang ketiga teman seunitnya.
"Hey, Sakata kenapa kau diam saja? Padahal aku mengajakmu berbicara loh."ujarku.
Aku menghela nafas dengan pelan, lalu menatap mata anak ini. Dari tatapan yang terlihat kosong itu, ada tatapan tajam dan dingin.
"Kenapa kau menatapku seperti itu Sakata?"tanyaku.
"Bukankah aku ini, orang yang cukup baik?"sambung ku.
Tatapan anak bernama Sakata itu masih sama, aku mendekati anak ini lalu tersenyum.
"Seharusnya kamu berterima kasih padaku loh~~. Saking bisa mendalami dirimu, mereka tidak sadar kalau yang mereka kurung ini adalah..."aku sengaja menjeda perkataan ku.
Lihatlah wajah anak ini, dia sudah tidak menatapku dengan padangan kosong tapi pandangan yang terlihat marah.
Senyum ku keluarkan, ah tidak tapi seringai lebar yang ku perlihatkan. Kedua mataku yang sama dengan mata Sakata tampak bersinar terang.
"𝗦𝗮𝗸𝗮𝘁𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮."lanjut ku.
Brakk brraakkk crrrrriing
Bagus perlihatkan wajah amarahmu, aku hanya menatap polos Sakata.
"Ah! Sepertinya aku harus pamit dulu Sakata~~ Kasihan Ura-san, Maashi dan Sen chan yang mencariku."ujarku dengan polos.
Aku melambaikan tanganku pada Sakata lalu tertawa, tawa ku bahkan bisa ku dengar.
Dari sini aku bisa mendengar teriakan Sakata, amarah anak itu yang selalu memanggil namaku.
"Astaga... Sungguh malang."tawa ku begitu keluar dari rumah sakit ini.
Dari depan aku menatap rumah sakit ini, lalu berjalan ke rumah temanku atau mari ku sebut, Teman Sakata.
Jadi, apakah kalian bertanya siapa Aku? Kalau orang dalam rumah sakit itu adalah Sakata lalu siapa aku sebenarnya ?
Sudah tentu kalau aku adalah Sakata.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang [USSS Ver]
FanfictionKe empat Abangku itu, udah kayak tangga, Brocon lagi. Gimana, Aku (y/n) yang cantik seperti Mama Mafu ini dapat pasangan!?!