Kemarahan abang Sakata

895 120 79
                                    

Hal paling ditakuti (y/n) itu kemarahan abangnya yang terlihat Aho itu, seriusan karena abangnya itu jarang marah biasanya hanya tersenyum atau apa TAPI! SEKALINYA MARAH BERABE JADINYA!!

Dan sekarang aku kembali melihat abangku marah, dan disaat dia seperti itu sadisnya keluar.

"Jadi..... Kau sedang di bully seseorang di kelasmu ? Dan itu sudah berlangsung sejak beberapa minggu lalu?"Tanya Sakata, mencoba untuk tidak memperlihatkan kemarahannya.

"I--iya abang, abang jangan marah ya! A--adek baik-baik saja kok."Jawab (y/n).

Sakata hanya diam, lalu menghela nafasnya. Apakah sebegitu mengerikannyakah dia kalau marah ? Sampai adek kesayangannya ini ketakutan, omong-omong gadis kecilnya sedang berada di kamarnya dan katanya mau curhat. Walau dirinya tahu curhat sama abangnya ini bahaya, tapi kalau curhat sama ketiga abang lainnya sama-sama berbahaya juga.

"J--jangan beritahu abang Urata! Abang Shima! Abang Senra ya bang!"Ujar (y/n).

"Apa yang gak boleh abang tahu ?"Tanya seseorang yang lagi sandar di pintu kamar Sakata.

"ABANG SENRA?! SEJAK KAPAN DISANA ABANG?!"Tanya (y/n).

"ABANG KALAU KE KAMARKU, KETUK KEK! JANGAN MAU KAYAK SAUDARANYA MAMA!"Teriak Sakata, ngegas dia.

"SAKATA!! MULUTNYA DI JAGA YA?! MAU MAMA JEJELIN LOMBOK HAH?!"Teriak Mafumafu, dari dapur lantai bawah.

"GAK MA! TADI SAKATA BILANG MAMA ITU CANTIK."Teriak Sakata.

Senra yang lagi sandar di pintu kamar adeknya hanya tertawa kecil melihat kelakuan mereka, sedangkan Sakata lagi menatap datar Senra yang masih terlihat santai dan juga (y/n) yang terlihat bersembunyi di belakang Sakata.

"Muka gak usah kek gitu juga, tadi apa yang aku, abang Shima dan abang Urata gak boleh tahu?"Tanya Senra.

"ITU! SOAL AKU GAK SENGAJA MAKAN PUDING UNTUK ABANG! IYA! PUDING ABANG!"Teriak (y/n), kegablakan(?).

"Dek, gak usah teriak juga ditelinga abang. Udah tahu adek punya highnote kayak mama, tuli mendadak abang ini nantinya."Gerutu Sakata.

Sakata menatap Senra seolah mengatakan 'akan ku beritahu nanti dikamar abang Urata, ajak abang Shima juga.' Senra yang ditatap hanya diam lalu meninggalkan kedua adiknya dan memberitahu Shima dan Urata bahwa Sakata ingin mengatakan sesuatu soal adek mereka.

"Udah sana dek, udah malam ini. Besok sekolah, abang juga mau ke kamar abang Urata mau bicara soal pembicaraan pria."Ujar Sakata.

(Y/n) yang merasa gak curiga sama Sakata cuman menganggukkan kepalanya, dan berjalan kekamarnya yang tidak jauh dari kamar Sakata. Sedangkan Sakata tampak keluar dari kamarnya dan berjalan ke kamar Urata yang dimana tiga abangnya sudah berkumpul disana.

"Jadi ?"Tanya Urata.

"Adek kena bully lagi."Jawab Sakata.

"Dia menyuruhku untuk tidak memberitahukan kalian tadi, tapi aku yakin kalian pasti bertanya soal apa yang tidak boleh diketahui."lanjutnya.

"Siapa yang bully adek ?"Tanya Urata, ya sih senyum tapi itu tatapan matanya lho!!

"Entah deh, coba aku chat Ama chan. Setahuku dua adiknya sekelas dengan gadis kecil kita."Jawab Sakata.

Senra mulai menyuruh Sakata untuk mengirim pesan pada teman kelasnya yang punya adik sekelas dengan adek mereka, lama mereka menunggu balasan dari pesan Amatsuki ponsel Sakata berbunyi.

via chat

Sakata
Ama chan.

Abang [USSS Ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang