Sejak tadi Bungsu Wijayakusuma sedang asyik rebahan di kasur abangnya yang dikenal sebagai preman. Sedangkan empunya kamar tampak asyik sibuk menatap atau mengawasi sang adik, takut-takut adeknya jatuh terus penuh lecek, kan sayang.
"Abang Senra.... Gabut, Abang Urata gak bisa di ganggu sibuk sama kekasihnya (Read : Skripsi), abang Shima sibuk ngegame gak bisa di ganggu, abang Sakata entah kenapa tumben pintar ngerjain semua tugasnya."Ujar (Y/n).
Sang kakak yang sejak tadi yang mendengar segala cek cok adeknya hanya diam sambil tersenyum geli, ngelirik rubahnya yang dikasih nama Pepo yang juga lagi liatin tuannya dengan inisiatif langsung lompat ke kasur, ke arah (y/n) yang masih asyik guling sana guling sini di atas kasur Senra.
"Yaudah... Mau main sama abang dan Pepo ? Jalan-jalan ? Atau adek mau apa ?"Tanya Senra.
Mata si bungsu terlihat berbinar, dengan cepat bangun dari kasur kakaknya dan langsung menarik kakaknya yang terkenal barbar itu dan mengajaknya keluar rumah.
"BAPAK, MAMA, ABANG URATA, ABANG SHIMA, ABANG SAKATA. ADEK SAMA ABANG SENRA SERTA PEPO MAU KELUAR JALAN-JALAN MAKAN ANGIN."Teriak si bungsu dengan highnote yang luar binasa sekali.
Richie : Turunan emaknya sih.
Reader : Elukan yang kasih sifat kek gini bangsat.Yang dalam rumah cuman bisa elus dada pas dengar teriakan si bungsu yang gak kalah kek emaknya yang sama-sama punya highnote, sedangkan Senra ama Pepo yang udah make kapas nutup telinga mereka langsung melepaskan kapasnya.
Kedua anak Wijayakusuma itu terlihat mulai berjalan keluar rumah, menghirup angin pagi dengan damai. Lihatlah si bungsu yang lagi asyik lompat kek anak TK, dan membuat Senra hanya bisa geleng-geleng kepala dan memperingati bungsu agar gak usah banyak lompat.
"Dek, hati-hati nanti jatuh."Peringat Senra.
"Iya bang, gak bakal Jat--ADOWWHH."Sibungsu tampak menyangkal, namun gak berapa lama jatuh.
Membuat Senra sama Pepo terkejut dengan segera berlari ke arah si bungsu yang udah mewek, mau nangis. Senra yang mau ngomel jadi gak tega, dengan cepat dia obati seadanya lalu membawa adeknya ke cafe dekat dan meminta P3K ke pelayan yang langsung di kasih.
Habis ngebalut perban ke lutut adeknya setelah bersihin luka dan kasih alkohol, Sebenarnya lukanya cuman kecil tapi karena Senranya yang khawatir dan takut infeksi makanya lutut (y/n) diperbanin.
Pesan makanan di cafe di bawah pulang, tapi pulangnya si bungsu di gendong sama abang. Pas nyampe rumah, semua yang lagi kumpul lihat adek yang di gendong di punggung sama Senra langsung khawatir, Urata ama sama Mama yang paling parah bahkan hampir nelpon ambulance kalau gak Senra sama (y/n) nahan ibu sama kakak sulung mereka.
(Y/n) bahkan bilang kalau lukanya cuman kecil doang, dan kakaknya (Read : Senra) cuman lagi khawatir dan takut infeksi, makanya di perban. Setelah itu, Si bungsu setiap mau nurun pasti di gendong sama salah satu abangnya.
Makasih banyak abang-abang kesayangan adek.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang [USSS Ver]
FanfictionKe empat Abangku itu, udah kayak tangga, Brocon lagi. Gimana, Aku (y/n) yang cantik seperti Mama Mafu ini dapat pasangan!?!