Part 17~

1.6K 127 30
                                        

" Kau dengar kah perempuan?!"

Alamak! Gambar ini tidak mengikut garis panduan kandungan kami. Untuk meneruskan penerbitan, sila buang atau muat naik gambar lain.

" Kau dengar kah perempuan?!"

Bentak Willa bila melihat Diya tidak berkutik.

Diya menarik nafas dalam, bosan melihat gelagat Willa. Jijik bila mengenangkan entah berapa banyak lelaki di sekeliling pinggangnya.

Diya berjalan melintasi Willa dan lelaki tadi tanpa menjawab pertanyaan Willa.

" Sial!! Hoi urang gaji tidak sedar diri!! Awas kau ah kalau buka mulut! Dasar! Kurang ajar! Anjing!"

Langkah Diya terhenti. Dia berpaling.

" What are you so worried about? I'm not even intrested in your life's scandal. Pandai makan, pandailah berak. Jangan berak merata. I'm not a reporter. Even if I am, You're out of my spotlight, lady."

Diya bersuara. Tercabar kesabarannya.

" Anjing!!! Kau ingat kau siapa? Dasar tidak sedar diri kau ah!! Menjawab!!" Willa menerkam ke arah Diya.

"Watch your hand!"

Tangan Willa di tangkap kasar. Liam berdiri segak dihadapan Willa.

"Oh...Hai." Tiba-tiba nada Willa berubah.

' Dasar perempuan murahan. Macam ni lah perempuan si Dylan mau buat bini? Padan muka kau Dylan.' Diya berkata di dalam hati.

Liam melepaskan tangan Willa.

" Are you okay sweety?"

Perhatian Liam kini beralih kepada Diya.

"I'm fine..." Diya menjawab perlahan.

" Who is this crazy women right here?" Liam bertanya tanpa memeperdulikan kehadiran Willa.

"Saya tidak pasti. Tiba-tiba muncul." Diya memandang Willa.

Willa mencebik.

" Oh, I thought you know her." Liam turut memandang Willa.

" No." Diya mengerutkan keningnya.

"Then, mari kita pigi tempat lain. Its not normal here..."

Liam mengambil pergelangan tangan Diya dan membawa Diya pergi. Niat Diya untuk ke bilik air terbantut.

Willa memandang Diya dengan wajah yang penuh dendam.

-------------------------------------------------------

"I think I want to go back Liam..."

"Sorry Diya..."

"No, no. You don't have to apologize. Saya yang sepatutnya minta maaf."

"Its ok. There always be another day."

"Liam..."

"Yes, Diya?"

" Saya rasa, this can't continue any longer."

" What do you mean Diya?"

"Bukan saya tidak mau bagi peluang dengan Liam. You're really nice guy but I don't deserve you."

ISTERI 365 HARITempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang