Part 48 - Kejutan lain

12K 1.2K 116
                                    

Hai!! Ada yang kangen Alsha? Ihihihi yok semangat yok bentar lagi tamat yok.

Buat pembaca² baru, welcome ya ges. Semoga kalian suka dengan ceritaku 🤗

Terimakasih buat yang udah vote and comment di cerita aku. Terimakasih yang udah ngedukung dan ngesupport aku sampe sejauh ini. Terimakasih udah sabar nungguin, sayang kalian banyak² ❤️

Happy reading!

🌸🌸🌸

“Jadi, apa yang mau kamu bicarakan, Zara?” tanya Althaf sembari menegakkan tubuhnya dengan tangan terlipat di depan dada. Menatap perempuan didepannya dengan alis terangkat sebelah.

Althaf melirik pergelangan tangannya, ia belum pulang sama sekali setelah ada konsolidasi di pusat. Setelah itu, Althaf langsung meluncurkan mobilnya menuju Azzamy’s Seafood, menemui perempuan yang telah membuat janji dengannya beberapa jam yang lalu.

“Ehm Mas- kita makan dulu aja ya?”

“Saya tidak mempunyai banyak waktu, Zara. Saya mau menemui kamu hanya karena kamu telah berjanji untuk memberitahu saya siapa orang yang ada di balik gosip saya dengan Nasha,” jawab Althaf dengan tenang.

Zara menatap Althaf cemberut, “Kamu to the point banget sih, Mas.”

“Zara,”

“Zara tahu, orang yang suka ngirim gosip di akun itu adalah orang yang nggak suka dengan kalian berdua. Tapi, apa yang disampaikan di gosip itu benar, Mas?”

Althaf menatap Zara lurus, lalu mengangguk, “Iya itu benar. Nasha tidak caper, karena dia memang istri saya.”

Zara tersenyum pahit, “Zara akan berusaha membantu Mas Althaf untuk mencari pelakunya.”

“Jadi kamu belum tahu?”

Zara menggeleng dengan polos, “Kalau Zara nggak beralasan kaya gitu, Mas Althaf nggak akan mau nemui Zara, kan?"

Althaf menggumam rendah, “Zara, kamu tau kan kalau saya sudah menikah? Nggak seharusnya kamu seperti ini, Zara.”

“Tapi Zara nggak punya temen ngobrol lain yang bisa membuat Zara nyaman seperti Mas Althaf.”

Althaf menatap Zara lelah, “Zara, saya harap ini –“

“ABANG!”

Suara Adeeva dari kejauhan memotong perkataan Althaf. Mereka berdua serentak menoleh ke sumber suara. Althaf dapat melihat Zara yang dari kejauhan berjalan mendekati mereka. Sejenak Althaf merasa bersyukur, kehadiran Adeeva dapat menjadikannya alasan untuk terlepas dari Zara. Di sisi lain, Althaf tetap khawatir jika Adeeva salah paham kepadanya.

“Eh ada Kak Zara! Kalian lagi ngapain?” tanya Adeeva begitu ia sampai di sebelah Althaf, menopangkan sebelah tangannya di atas bahu Althaf.

“Adeeva,” Zara tersenyum gugup, “Nggak lagi bahas apa-apa kok, kebetulan aja ketemu.”

Adeeva menurunkan lengannya, berganti menggaet sebelah lengan Althaf seraya tersenyum manis, “Ehm berarti Adeeva nggak papa kan bawa Bang Althaf sebentar? Tadi Abang udah janji mau bantuin Adeeva bikin powerpoint presentasi, ya kan Bang?”

Adeeva meremas lengan Althaf pelan, memberikan kode kepada Althaf untuk mengikuti rencananya.

“Iya Zara, saya sudah berjanji untuk membantu Adeeva sebelumnya. Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kan?”

Zara tersenyum salah tingkah, “Eh iya Mas Althaf sudah kok, lain kali bisa disambung lagi ngobrolnya.”

“Bang Althaf Adeeva bawa dulu ya, Kak! Lain kali kalau mau ngajak abang ketemuan, jangan lupa izin sama yang punya dulu ya!”

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang