Prolog

68.2K 2.5K 26
                                    

Awan hitam perlahan bergeser, semakin pekat menutupi langit yang semula berwarna biru cerah. Sepertinya sebentar lagi bumi akan kembali mendapatkan berkah guyuran dari Sang Penguasa Alam. Suasana di pemakaman mulai sepi. Satu persatu orang meninggalkan tanah yang masih basah itu dengan langkah gontai. Keadaan yang mulai menggelap memaksa mereka untuk segera kembali pulang. Menyisakan dua orang yang masih setia menatap nanar batu nisan didepannya.

Seorang gadis berkhimar hitam nampaknya masih enggan untuk kembali. Termenung disamping tiga tanah gundukan yang masih bertabur bunga segar. Seorang perempuan paruh baya yang menemaninya hanya bisa menatap sedih sambil mengusap pundak milik gadis tersebut, seakan ikut merasakan kepiluan yang dirasakannya.

Rintik hujan sedikit demi sedikit mulai menetes membasahi tanah pemakaman. Membasuh dedaunan. Mengguyur pemukiman. Perempuan paruh baya itu kemudian mengajak gadis tersebut untuk kembali, menyudahi ratapan kesedihannya.  Tanpa kata, gadis tersebut akhirnya beranjak pergi, dengan perempuan paruh baya disampingnya.

Ia melangkah tanpa arah, membiarkan perempuan paruh baya itu menuntunnya. Ia tak punya siapa-siapa lagi sekarang. Hanya beliau, yang bahkan tidak ada ikatan darah dengannya. Batinnya berteriak, pikirannya berkecamuk.

Mengapa Tuhan tidak adil kepadanya. Mengapa Tuhan menciptakan skenario yang begitu jahat terhadapnya. Apa salahnya? Apa?! Ia bahkan patuh dengan ajaran Tuhannya. Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Lalu kenapa Tuhan menghukumnya seperti ini?! Jika memang dengan bertaqwa saja Tuhan masih jahat kepadanya, lalu kenapa ia masih melaksanakan perintahnya?!

Baiklah, tidak ada gunanya sekarang ia mematuhi segala perintah Tuhannya. Tidak ada gunanya ia menutup aurat secara sempurna. Tidak ada gunanya ia sholat lima waktu. Tidak ada gunanya ia setiap hari membaca Al-Qur’an. Jika Tuhan saja tidak mau melihatnya bahagia, lalu kenapa ia harus melaksanakan segala perintah dari Tuhannya itu?! Hahaha konyol.

___

Haloo gaesss, jangan lupa vote and comment ya 😉 Yuk belajar menghargai sebuah karya dimulai dari hal-hal yang kecil.

Oiya, ini cerita pertamaku, dan vote comment dari kalian akan sangat memberikan pengaruh untukku melanjutkan cerita ini.

Nantikan kelanjutan cerita ini di next part yaa.. see you 😉

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang