Part 45 - Kejutan

13.4K 1.2K 166
                                    

Hai!! Ciye pada nyariin ihihihi, kangen ya? Sama aku juga kangen kalian 😭

Maap banget ges lama update karena aku abis pindahan kos, jadi nggak sempet nyicil Alsha sama sekali. Ini baru nulis lagi waktu udah kelar pindahan dan beres-beres. Maap ya ges. Tapi jgn khawatir krn update an kali ini panjang kok beneran 😂

Oke happy reading!

🌸🌸🌸

Althaf memandang Nasha dalam diam ditengah kepulasannya. Mengamati setiap inchi wajah perempuan di depannya itu. Alis yang menekuk sempurna. Mata yang terpejam indah. Turun ke hidung mungilnya, lalu terakhir di bibir pink yang nampak polos tanpa make up.

Althaf menghela napasnya, sembari menyibak anak beberapa anak rambut yang menutupi setengah wajah Nasha. Sejujurnya, hatinya merasa tak tenang karena menyimpan kejadian beberapa hari terakhir tanpa mengatakannya kepada Nasha. Althaf hanya tidak mau Nasha tahu dan berujung membuat Nasha kembali overthinking.

Althaf tahu batasannya, dan ia menjaga agar Zara tidak melewati batasan yang ia buat. Selama Zara tidak melewati batasan itu, Althaf yakin ia dapat menyimpan semua ini sendiri tanpa membuat Nasha overthinking. Setidaknya, saat ini, itulah yang berada di pikirannya.

Perlahan, Althaf bangkit dari ranjang setelah melayangkan sebuah kecupan di dahi Nasha. Merapalkan sebait do'a dalam hati semoga kehidupan pernikahannya baik-baik saja.

Althaf menyibak gorden kamarnya, membiarkan matahari pagi yang baru saja menampakkan sinarnya menerangi kamarnya. Althaf melangkah menuju dapur, membuat segelas cappucino dan coklat panas lalu kembali ke kamar.

Althaf membuka laptopnya, memeriksa beberapa email yang masuk dan menata jadwalnya untuk satu minggu kedepan. Kepengurusannya sudah hampir berakhir. Bahkan sekarang calon presiden dan wakil presiden yang baru sudah dipersiapkan. Althaf harus segera mempersiapkan laporan pertanggungjawaban yang akan dilaksanakan di akhir bulan ini.

Althaf sempat menyeruput segelas cappuccino sebelum dering ponsel di atas buku mengejutkannya. Bahkan Althaf dapat merasakan pergerakan Nasha yang ia duga sedikit terganggu oleh deringan ponsel miliknya di pagi buta seperti ini.

Melihat nama yang tertera di layar, Althaf mengerutkan keningnya sejenak, lalu tersenyum miring. Tak menunggu waktu lama untuk segera mengangkatnya.

"What's up Bro?"

"Gue dapet laporan, Ruang CCTV dibobol."

Althaf mengerutkan keningnya tak paham, "Hah? Lo ngaco?"

"Gue serius."

"Motifnya apa?"

"Belum diketahui, tapi satu hal yang harus lo tau,"

"Apa?"

"Dugaan kuat, ruang cctv yang dibobol adalah Ruang VIP Melati A. Ruang tempat istri lo dirawat beberapa bulan yang lalu."

DEG

***

Sebuah telepon di pagi-pagi buta mengantarkan Althaf ke apartemen Asyraf pada siang hari ini. Mencari tahu lebih lanjut apa maksud dari kejadian yang tak lazim itu, tanpa sepengetahuan Nasha tentu saja. Kebetulan Nasha juga memiliki janji kepada Adeeva untuk memberikan salah satu lipstiknya yang akhir-akhir ini menjadi incaran adik iparnya itu.

Membiarkan Nasha asyik bersama dengan Adeeva, Althaf menyelinap ke ruang baca milik Asyraf. Bahkan di apartemen pun, Asyraf memiliki sebuah perpustakaan mini yang berisi berbagai macam buku. Tepat seperti dugaannya, Asyraf terlihat sedang serius dengan salah satu buku kedokteran miliknya.

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang