CHAPTER 8

452K 32K 3.5K
                                    

"Loh bund? Naya mana? Kenapa gak ikut kesini? Masih di dalam?" Kiara langsung dihujani pertanyaan saat bara datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh bund? Naya mana? Kenapa gak ikut kesini? Masih di dalam?" Kiara langsung dihujani pertanyaan saat bara datang.

"Jalan sama calon suaminya bar." jawab Kiara.

"Lah?"

"Biarin aja lah." sahut Nara pelan.

Saat tiba bara mencari adeknya itu namun ia tidak melihat sang adek. ternyata dia sudah jalan.

"Biarin lah adekmu itu, mereka mulai pendekaan. supaya saling kenal mengenal satu sama lain."

"Kenapa ga bilang sama bara dulu, biar bara temenin."

"Bara, kamu tenang saja, adek kamu itu aman kok sama anak saya." kata Alisa yang mendengar perkataan bara.

"Tuh bara dengerin!" Kiara menyenggol lengan putranya.

"Yasudah, itu mobil sama supir saya sudah datang. Saya duluan ya, permisi." pamit keduanya duluan.

*******


Arlan mengendari mobil itu dengan pelan, serta sedikit gugup juga. bagaimana tidak, ada seorang gadis di sampingnya. biasanya, dia tidak pernah menyetir dengan ada seorang gadis di sampingnya. sungguh ini pertama kalinya.

"Ini kita mau kemana?" Naya menatap Arlan yang sedang sangat amat fokus menyetir.

Arlan menggeleng, "Gak tau." jawabnya. "Lo ada tempat yang mau dikunjungin?" tanya Arlan.

Naya menggeleng mendengarnya. "Enggak."

"Yaudah, kita ke tempat yang pasti Lo suka."

"Tempat apa itu?"

"Rahasia, liat aja nanti."

Naya menyipitkan matanya. "Eummmmm....." Naya memikirkan sesuatu. "Ke tempat eskrim?"

"Hah? Ketempat eskrim?" Arlan bingung sendiri. "Kak Arlan mau beli kan Naya es krim kan? Kan Naya suka es krim."

Mendengar itu Arlan terkekeh. "Tebakan Lo salah."

"Yahh salah, terus apa ya?"

"Kan udah di bilang, rahasia."

"Yaudah deh, Naya nyerah Naya gak tau." gadis itu diam di dalam mobil.

Hening sesaat. Lalu Naya membuka suara memanggil arlan. "Kak!" Panggil gadis itu.

"Kenapa?" Jawabnya tanpa menoleh sedikit pun, karena fokus menyetir.

"Kak Arlan, yang kemarin itu bukan sih? Naya takur salah."

ARLAN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang