CHAPTER 26.

27K 1.1K 103
                                    

Halo bunai kembali!! hhee!
maaf ya bunai baru update, itu karena bunai sibuk naskahan novel Arlan huhhu!!

Iyapp, Arlan mau jadi novel huhuu🥺🤍 Bulan Juli ya😆

Pantengin Ig bunai ya biar tau info Novel Arlan lebih lanjut! (@wp.naxama)

***

"Jelasin ke gue, kenapa kalian bisa akrab?" Devano kini berhadapan langsung dengan Indah dan Dikta.

Pikiran negatif tentang sahabat nya itu mulai muncul. tapi, Ia berharap apa yang ia pikirkan itu tidak benar.

Dibiarkannya lawan itu pergi, Arlan yang baru datang saja langsung memarahi Devano karena Devano, Mangsanya hilang!

"Arghh, sialan!" Arlan berlari mengejar lelaki itu, walaupun sudah babak belur, namun tenaga nya masih kuat juga untuk berlari.

Devano tidak pernah melepaskan pandangan matanya ke Indah. "Ndah, lo tau kan apa akibat dari perbuatan lo itu?" Tanya Devano.

Indah terdiam membeku, mencerna maksud pembicaraan Devano. Lalu ia mengangguk dengan lemas, "Tau," jawab Indah dengan suara yang gemetaran.

Devano menatap ke arah lelaki di samping Indah, temannya, Dikta. "Lo tau sesuatu?" pertanyaan Devano membuat Indah panik.

Indah langsung menatap Dikta dengan tatapan panik. "Kak Dikta gak tau apa-apa." ucap Indah yang berusaha menahan agar Dikta tidak membuka mulut. dan itulah yang semakin membuat Devano curiga.

Dia memiringkan kepalanya, menatap Indah. "Gue penasaran, kalian udah kenal seberapa jauh?" Kedua alisnya terangkat.

"Gue pernah bawa indah ke lingkup kita itu cuma satu kali," ujar Devano, pandangan matanya tidak pernah lepas menatap kedua orang itu.

"Gak ada yang mau jelasin, gimana kalian bisa dekat banget?"

"Itu gak penting, kak!" sahut Indah memotong pembicaraan.

"Penting!" Bentak Devano karena tidak bisa menahan emosi.

Lebih baik ia tahu dari mulut adiknya, daripada orang lain. "Cerita ke gue, Indah. Gue kakak lo." mohon Devano.

Indah tidak bisa menjawab, lagi dan lagi. "Kak," Ia bergetar, tidak tau mau menjawab apa.

"Gue ada urusan," Kehadiran Dikta disana akan menganggu keharmonisan kakak beradik itu, jadi lebih baik ia pergi saja.

Membiarkan mereka memperbaiki masalah itu. Dikta berharap, indah bisa memberitahu Devano kebenaran yang sebenarnya.

***

"Ck, sialan!" Umpat Arlan, karena lawan itu lepas begitu saja. ia memukul dinding di samping nya dengan emosi.

Ia memutuskan untuk kembali ke UKS, yang dimana Naya masih berada di sana. "Awas aja kalo ketemu lagi."

Dia pergi berjalan melewati koridor sekolah yang sepi karena sudah lewat jam masuk kelas. jadi, sepanjang ini ia hanya berlari mengejar orang itu? benar-benar kurang kerjaan!

Setibanya disana, Arlan langsung membuka knop pintu UKS itu, dan di dapatinya semua inti pachinko disana, serta ada indah juga.

ARLAN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang