CHAPTER 28

23.3K 745 122
                                    


PRE-ORDER ARLAN UDAH DI BUKA AYO YANG BELUM CO NOVEL ARLAN BISA DI CO DI SHOPEE!!

Sebelum baca jangan lupa vote dan komen ya! kali ini aku make target, yuk kalian bisa menuhin biar teratur jadwal update aku ya. biar cepat end nya.

400 vote dan 1000 komen! Spam komen ya dengan begitu jg komennya naik. dan komen disetiap paragraf 🥰

VOTE DAN KOMEN DISETIAP PARAGRAF! itu gak susah kok, jadi ayo vote dan komen ya!

____

Beberapa Minggu sudah berlalu, Indah kembali masuk ke sekolah dan ia kembali dengan suasana hati yang bagus karena sekarang ia mengobrol dengan sangat akrab dengan Naya, Sakila, Dan Fika.

Rumor Aneh tentang dirinya sudah berlalu lalang seperti angin. karena Devano dengan cepat sudah menghapus semua tuduhan yang ada pada adiknya.

Dan, Hari ini juga pelantikan kepala sekolah baru. Ayah tiri Devano sudah dipecat karena tindakan yang merugikan.

"Kira-kira kepala sekolah yang baru siapa, ya?" Tebak Sakila.

"Jangan-jangan pak Joko, yang mau naik pangkat!" Mendengar itu Keempat gadis yang berumpul langsung tertawa.

"Ga mungkin lah." Kata Sakila. bagaimana mungkin seorang ob seperti pak Joko bisa menjadi kepala sekolah. "Lebih percaya, Erick sih jadi kepala sekolah." Lanjut Devano.

"Anjir bapak gue, lu manggil Erick Erick." Beritahu Arlan dengan nada kesal.

"Kan udah dekat."

"Masa?" Arlan ragu.

"Iyalah, kemarin kan gue duduk sampingan sama beliau, itu namanya dekat!" Mendengar perkataan Devano membuat anak Pachinko lainnya saling tatap dan tertawa.

"Apa?"

"Iya sih benar juga, tapi salah, tau gak?" Devano mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa, sih?"

"Jadi kalau gue sama teman nya buketu itu deketan kayak gini." Erlang kini sudah berdiri tepat di samping Sakila. "Jadinya kami dekat banget gitu?" Tanya nya yang membuat Devano bingung.

"Oh iya,"

"Kak, jangan malu-maluin deh." Indah ikut tertawa bersama mereka.

"Udah bel tuh, ayo pada masuk kelas masing-masing." Kata Alvero yang menghamburkan tawa mereka.

Para gadis mengangguk dan pergi dari rooftop itu segera ketika mendengar perintah Alvero. Arlan buru-buru mengejar dan mendapati tangan Naya yang sudah ia genggam erat.

"Nanti pulang sama gue, kita jalan-jalan, ya?" Naya mengulum senyum, lalu kepalanya terangguk. "Iya." Katanya.

Lalu, Arlan sudah tidak dapat lagi melihat punggung belakang gadisnya yang sudah pergi menuruni anak tangga lebih dulu.

"Nanti gue mau ajak cewe gue ke markas lagi. rokok, atau segala macam yang berbahaya singkirin."

____

“Nih, pake.” Naya langsung memakainya. Di saat Naya memakai helm itu, Arlan berusaha mengeluarkan motornya dari parkiran sekolah yang sekarang sudah sepi karena ia menunggu gadisnya itu.

Tadi, Naya masih ada kegiatan lain. padahal Naya sudah bilang untuk Arlan jalan duluan saja karena ia tidak tega Arlan menunggu di depan seorang diri, karena teman-teman nya yang lain sudah pergi meninggalkan nya.

Setelah selesai ia memakai helm fullface nya. Dan ia mulai menyalakan mesin, ia menaiki nya lebih dulu. Dan dibukakannya slip motor sportnya agar Naya tidak kesusahan untuk menaiki motor nya yang tinggi itu.

ARLAN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang