CHAPTER 22.

128K 11.3K 5.3K
                                    


HALO REDS TERCINTA 💕

Jangan lupa beri vote+Komen.

Jangan lupa follow Ig bunai supaya dapat update terbaru.

@wp.naxama (akun Ig bunai)

Nanti di sana bunai bakal update daily chat Arlan & naya + Anak-anak pachinko.

"Oh iya, karena bunda kamu keluar kota, kamu jadinya tinggal sama bara ya berdua?" tanya Erick

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh iya, karena bunda kamu keluar kota, kamu jadinya tinggal sama bara ya berdua?" tanya Erick.

"Iya, om."

"Kenapa gak tinggal disini aja sementara waktu?"

Naya terbelalak, ia kemudian menggeleng pelan. "Gak usah om, ada bang bara kok dirumah." tolak gadis itu.

Karena jika Naya tinggal disana, takutnya mereka merasa tidak nyaman nantinya.

"Baiklah kalo itu yang kamu inginkan." erick hanya bisa mengangguk saat mendengar respon dari Naya.

Padahal dia ingin calon menantunya itu bisa tinggal disini agar bisa lebih akrab dengan mereka.

"Saya terus kepikiran kapan kalian akan melaksanakan tunangan terlebih dahulu, karena kalian terus sibuk dengan sekolah." Erick membuka pembicaraan.

Arlan mengerutkan keningnya. "Tunangan?" tanya Arlan bingung. bahkan mereka berdua huk kepikiran itu.

"Hmm, kalian kan bakalan nikah nanti, walaupun nikahnya abis kalian tamat SMA nanti. tapi walaupun begitu kalian harus tunangan dulu!" beritahu Erick pada keduanya.

"Kami serahin sama kalian yang lebih ngerti, aja." ucap Arlan kepada sang ayah.

"Baiklah, ayah sama bunda juga tidak sabar buat ketemu sama abaskara dirgantara." Arlan terbelalak. Dia melotototi ayahnya karena ia tahu maksud ayahnya itu.

Sedangkan Naya dibuat bingung. "Maksud nya apa, om?" Alisa memegang punggung tangan Naya.

"Abaskara dirgantara itu calon nama anak kalian di masa depan nanti." Naya melotot.

"Ayah nya Arlan itu pengennya kalian punya anak cowok, tapi bunda sih terserah ya. mau anaknya cowok atau cewek, yang penting menantu bunda itu nantinya sehat-sehat aja."

Naya mengangguk, dan dia menanggapi dengan senyum canggung.

Melihat ekspresi pada wajah Naya itu, Arlan langsung bertindak. "Bun, jangan bicara gitu lagi." Arlan memberi teguran dengan lembut.

ARLAN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang