Maaf jika ada typo🙌
______________________Happy Reading
.
.
.
.
.
.
."JANGAN PERNAH KAU SEBUT NAMA ITU LAGI DI DEPANKU!" Tuan Park terbakar api amarah.
"KENAPA APPA BEGITU MEMBENCINYA? APA SALAHNYA SEHINGGA APPA BEGITU MEMBENCINYA?!" Rosé pun ikut meninggikan nada suaranya.
"APA KAU TIDAK INGAT KECELAKAAN ITU?KECELAKAAN YANG TELAH MERENGGUT NYAWA KAKAKMU. KARENA DIA KAKAKMU MENINGGAL!"
"Apa maksud appa? Itu adalah sebuah kecelakaan dan bahkan Jisoo sendiri juga menjadi korban pada kecelakaan itu!" Rosé tidak habis pikir, kenapa bisa ayahnya itu menyalahkan Jisoo yang jelas-jelas tidak bersalah.
"Jika saja waktu itu kakakmu tidak pergi bersamanya mungkin saat ini dia masih bersama kita saat ini, hiks"
"Anak itu telah membawa pengaruh buruk terhadap kakakmu dan bahkan sekarang pada dirimu" Sambung Tuan Park.
Rosé benar-benar bingung dengan tuduhan tak berdasar dari ayahnya itu. Padahal jelas-jelas kakaknya itu sudah dalam keadaan mabuk sebelum bertemu dengan Jisoo.
"Chaengie, sudah." Sebelum Rosé berucap ibunya terlebih dahlu menghentikan.
"Tenangkan dulu dirimu, ayo." Nyonya Park mencoba menenangkan suaminya, Ia menuntunnya pergi keluar sebelum terjadi lagi keributan antara ayah dan anak itu.
Rosé berpikir, pengaruh buruk apa yang dimaksudkan oleh ayahnya itu. Mendiang kakaknya sebelumnya tidak pernah mengecewakan siapapun dan juga tidak pernah membuat ulah. Dan Jisoo? Ia merupakan teman baik kakaknya, Jisoo juga beberapa kali pernah ke rumah mereka. Bahkan jisoo juga pernah bertemu dengan ayahnya secara langsung, ketika itu ayahnya sangat senang dengan Jisoo. Lalu bagaimana sekarang ayahnya bisa begitu membenci Jisoo?
***
"Bagaimana menurutmu Jisoo-ssi?" Tanya salah seorang yang tengah berada di ruangan rapat."Jisoo-ssi?" Karena tak ada balasan dari si pemilik nama, orang itu kembali memanggil namanya.
"Kim Jisoo-ssi?" Panggilnya untuk yang ketiga kalinya, namun tetap tak ada respon dari si pemilik nama. Ia masih sibuk dengan lamunannya, entah apa yang sedang dipikirkannya.
"Miss?" Kali ini sang sekretaris yang memanggil seraya menepuk pelan bahu Jisoo.
"Ah iya? Ada apa Chaeyoung-ssi?" Akhirnya Ia tersadar dari lamunannya.
"Ini Jisoo-ssi, bagaimana menurutmu rancangan ini?"
"Maaf, bisakah kau menjelaskan rancangannya sekali lagi Daejung-ssi?"
"Baiklah" Daejung kembali mempresentasikan rancangan mereka. tiga puluh menit berlalu akhirnya rapat tersebut selesai, kini hanya tinggal Jisoo yang berada di ruangan rapat itu.
Suara dering panggilan dari ponselnya seketika memecah keheningan ruangan itu, sebelum menjawab panggilannya ia melihat nama orang yang tertera di ponselnya.
"yeoboseyo" ucap seseorang diseberang telepon.
"Ne, Eomma. Ada apa?"
"Jisoo-ya saat Eomma ini sedang berada di rumah sakit, tadi saat akan menyebrang Eomma h-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Must Choose] || [Jensoo]
Fanfiction⚠️ G×G Area 🚫 _____ "Sampai kapan kau akan tetap merahasiakan ini semua?" "Entahlah, aku tidak tahu" "Tapi kau harus memilih salah satu diantara mereka berdua!" "Apa salah jika aku ingin memiliki keduanya?" "Ck, kau sungguh gila Kim!" ° ° ° ° ° Ing...