Kemarin lupa hehe.
Jangan lupa vote and komen 🤪
Bakal up kalo vote sm komennya sdh mencapai targetku.
Okei happy reading!! ✌🏻❤️———————REOCCUR———————
Ciuman lembut, yang bahkan Chimon baru pertama kali merasakannya. Ciuman penuh cinta, membuat Chimon merasa perutnya tergelitik oleh sesuatu.
Perlahan Chimon membalas ciuman Nanon. Menyalurkan cintanya yang dulu tak sempat terbalas.
Cukup lama mereka berpangutan hingga suara lenguhan Chimon terdengar membuat Nanon melepaskan ciumannya secara sepihak, takut terjadi hal-hal yang belum di persiapkan.
"I love you, Chimon Wachirawit Vihokratana."
Nanon mengusap mata sebam Chimon kemudian mengecupnya bergantian. Chimon tersenyum kecil mendapat perlakuan seperti itu.
"Gue sekarang gak bisa bilang kalau gue cinta sama lo. Tapi untuk mulai semuanya dari awal gue mau, sangat mau. Lo mau nunggu kan?" ucap Chimon sembari menatap mata kelam Nanon.
"Gue udah nunggu lo bertahun-tahun tanpa lo suruh. Dan sekarang lo ada disini nyuruh gue nunggu sebentar lagi, masa gue gak sanggup?" jawabnya kemudian mengecup bibir Chimon sekali lagi.
"Makasih."
"Gue seharusnya yang bilang makasih."
"Yuk bilas, lo udah menggigil." lanjut Nanon.
***
Hari kedua di Uzbekistan mereka habiskan dengan kulineran, hanya berdua, lebih tepatnya bertiga dengan gaid yang di pesan Nanon.
Karna tadi pagi orang tua mereka tidak ada yang keluar kamar sama sekali, mungkin mereka juga ikut ber bulan madu.
"Qalaysiz, janob, mazali, shunday emasmi?" ucap guide yang menemani mereka.
(Bagaimana tuan, enak bukan?)"Emm this very tasty," jawab Chimon sembari mengunyah, membuatnya terlihat sangat menggemaskan.
"Ekhem." Nanon berdeham saat melihat tatapan memuja dari sang guide pada Chimon.
Nanon dibuat melogo karna Chimon hanya memberinya air kemudian kembali ke kegiatan mengunyahnya.
"Mon~jangan cuekin gue," rengeknya.
"Aaaaa." Chimon menyuapkan makanan nya pada Nanon.
"Enak kan? Mending lo makan juga," suruhnya.
"Sumpah gue nyesel nyewa guide," gerutu Nanon.
"Lah kok? Kan lebih gampang jadinya komunikasi."
"Bisa gak sih suruh dia berhenti natap lo?"
"Kan dia punya mata," jawab Chimon santai.
"Ck!"
"Lo cemburu?" tanya Chimon.
"Gak!" jawabnya sembari memalingkan muka.
Chimon mengangkat bahunya tak peduli. Sifat Nanon yang manja kembali muncul, dia menyukainya tapi dia tidak menyukai saat Nanon seperti anak-anak yang harus dituruti.
"Chimon ih ~" rengeknya tanpa memperdulikan orang-orang yang kini menatapnya.
"Kenapa sayang?" balas Chimon membuat Nanon blushing secara tiba-tiba.
'sayang'
Ingin rasanya Nanon melayang karna panggilan itu akhirnya keluar dari mulut Chimon.
"Gak papa, ayo lanjut makan."
"Sherigingiz bolaga o'xshaydi," ucap sang guide pada Chimon.
(Pasangan anda seperti anak kecil)Chimon dibuat tertawa olehnya. Entahlah menurutnya itu begitu lucu, karna sebelumnya belum pernah ada yang mengatakan Nanon seperti anak kecil selain dirinya.
"Tuh liat lo dikatain anak kecil," adu Chimon pada Nanon.
Nanon melototkan matanya pada gaid itu, yang dibalas cengiran tak berdosa yang sialnya membuat Nanon semakin kesal.
"Makanya jangan suka ngerengek, udah nikah juga!"
"Kan nikahnya sama lo."
***
Hari ketiga, keempat dan kelima mereka habiskan dengan family time, mengelilingi kota-kota dan perbatasan-perbatasan di sekitar Uzbekistan bersama kedua orang tua Nanon dan Chimon.
Hingga tiba hari keenam, di pagi hari yang biasanya dipenuhi suara Chimon yang merengek pada Nanon —memintannya untuk bangun— namun hari ini pria manis itu berkutat dengan MacBook nya.
"Rak." panggil Nanon dengan muka bantalnya.
Rak atau cinta adalah panggilan yang dulu selalu mereka gunakan saat berpacaran.
"Ya? Mau sarapan? Itu dimeja," jawab Chimon tanpa mengalihkan pandangannya pada Nanon.
"Lo kerja?"
"Iya sedikit."
"Kita lagi bulan madu loh, gak bisa di tunda dulu kerjaannya?" tanyanya. Biasanya pihak submisif yang meminta pihak dominan untuk tidak bekerja saat bulan madu, tapi di rumah tangga mereka berbeda.
"Sebentar lagi selesai."
"Taruh sayang," pinta Nanon. Nanon memindahkan MacBook yang tadi di atas paha Chimon menjadi di atas meja, kemudian dia membaringkan dirinya di paha Chimon.
"Sedikit lagi," bujuk Chimon.
Nanon menduselkan kepalanya pada perut Chimon pertanda jika dia tidak akan menyetujui apa yang Chimon ucapnya.
"Oke." putus Chimon.
"What should we do today?" tanya Nanon.
"What do you want?"
"Hug me until the night while enjoying the atmosphere of Uzbekistan."
***
Setelah mandi dan sarapan, kini mereka bergumul ria dibawah selimut tebal. Cuaca di luar cukup dingin membuat Chimon semakin merapatkan badannya pada Nanon.
"Dingin," ucap Chimon.
Nanon mengusap paha Chimon di dalam selimut membuatnya sedikit lebih hangat.
Entah sentan dari mana Nanon menjepit dagu Chimon dengan jari jempol dan telunjuknya agar Chimon mendongak menghadap dirinya.
Cup
Bibir Nanon menempel disana selama beberapa detik. Dia tersenyum kemudian kembali menempelkan kedua alat bicara itu dengan sedikit lumatan-lumatan kecil.
Nanon kembali melepaskan tautan mereka. "Udah anget?" tanyanya sembari mengusap pipi halus dari pasangan hidupnya itu.
Chimon menggeleng kemudian menarik tengkuk Nanon agar bibir mereka kembali menyatu.
"Nghh"
Entah sengaja atau tidak, Chimon melenguh di tengah tengah ciuman mereka.
Tiga menit berlalu, tidak ada tanda-tanda dari mereka untuk melepaskan ciuman itu. Bahkan Nanon kini sudah menindih Chimon.
Chimon menarik dirinya dirinya sebentar hanya untuk mengatakan "You know? You're ashole but I Love You."
Ingin rasanya Nanon tersenyum dengan begitu lebar, tapi dia kembali dibungkam oleh bibir Chimon.
————————TBC————————
Berhubung aku pelupa jadi setiap hari sabtu ingetin aja ya (kalo ada yg nunggu sie) 😃
See u sampe aku inget up 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Reoccur ✓
Short Story[Namon] [End] Short story...maybe? Kisah tentang masa lalu yang terulang, namun dengan akhir yang berbeda. Start: 30-10-2021 End:20-03-2022 #1 chimonac out of 94 [5/11/2021] #1 korapat out of 28 [13/1/2021] #2 midyear out of 124 [13/1/2021] #558 wat...