17. Marc Pahun

478 64 26
                                    

Jangan lupa vote and komen 💗





——————REOCCUR——————







Lagi lagi dering ponsel mengganggu tidur Chimon. Lelaki manis itu membuka matanya perlahan melihat sekelilingnya.

Dia kini sudah berada di kamarnya dengan Nanon dan lengkap dengan pakaian yang terpasang rapi. Padahal seingatnya tadi siang dia tertidur menimpa Nanon didalam mobil.

Ya tadi siang mereka melakukan apa yang dijanjikan Chimon tadi pagi. Memang pasangan yang aneh lebih suka melakukannya di siang hari.

"Nomor yang sama lagi?" guam Chimon.

"Halo?" Suara Chimon menganggu tidur Nanon yang sepertinya sangat nyenyak. Nanon mengeratkan pelukannya pada Chimon, menyamankan posisinya.

"Siapa ya?"

"Tuan Korapat ada?" Perkiraan Chimon benar. Ini nomor yang pernah menelfon Nanon.

"Gak ada. Kamu sebenarnya siapa? Ada urusan apa?"

"...."

"Hallo? Jawab dong?"

Sambungan telfon terputus begitu saja membuat Chimon menghela nafas kasar. Entah perasaan dari mana tiba-tiba saja Chimon merasa takut. Bagaimana jika orang itu...

"Sayang."

Panggilan itu membuat lamunan Chimon buyar, dia menatap Nanon dan ponsel Nanon secara bergantian.

"Ada yang nelfon lagi dari nomor yang gak dikenal. Aku blockir boleh?" tanyanya.

"Boleh. Itu hak kamu." Setelah mendapat persetujuan, Chimon memblockir nomor itu dan sedikit bermain dengan ponsel Nanon.

"Aku takut," ucap Chimon tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Nanon yang hanya mendapatkan gelengan dari Chimon.

"Kalau kamu gak mau ngasi tau apa yang ada dipikiran kamu. Gimana caranya aku bisa ngasi saran?"

"Kamu marah?" tanya Chimon menatap Nanon dengan sengit.

"Bukan gitu sayang, aku cuma mau kamu bilang ke aku apa yang kamu rasain," jawab Nanon. Chimon tidak membalasnya, dia lebih memilih mencuci muka di kamar mandi.

Nanon menghela nafasnya pelan. Apa ini karna baby nya? Baiklah saatnya mengeluarkan seribu rayuan.

Saat Nanon menyusul Chimon ke kamar mandi, dilihatnya Chimon sedang menatap cermin sembari mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil khusus muka.

"Sayang."

"Jelasin!" Nanon memeluk Chimon dari berlakang kemudian mengecup lehernya sekilas.

"What if-? Chimon menggantung ucapannya, merasa ragu dan takut jika dia membahasnya akan menimbulkan keributan.

"What if?" ulang Nanon.

Tidak ada jawaban dari pria manis itu membuat Nanon frustasi. Nanon membalikan tubuh Chimon kemudian mendudukannya di wastafel.

Cup

Sekali kecupan tidak mampu membuat Chimon berbicara, maka dengan terpaksa Nanon harus melakukan ciuman yang panjang.

"Nonhh nghh."

"Perjelas!" ucap Nanon dengan nada dingin sembari mengusap bibir Chimon yang mengkilat akibat ciuman mereka.

"What if he comes back?" tanya Chimon. Matanya berkaca-kaca, laki-laki manis itu benar-benar takut.

"He?" tanya Nanon.

Reoccur ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang