Don't forget to vote and comment. Happy reading 💕
——————REOCCUR——————
Ting nong
Belum ada lima menit setelah aksi Nanon membuka tali bathrobe Chimon, bell kamar hotel berbunyi dengan nyaringnya.
"Ck! Ganggu!" ucap Nanon. Chimon sedikit mengangkat kepalanya menoleh kearah pintu.
"Buka gih," balas Chimon.
"Tapi Mon." Nanon merengek seperti biasa. Bayangkan saja melihat tubuh Chimon dibawah bathrobe siapa yang tidak tegang? Haruskah dia membuka pintu dengan keadaan seperti itu?
Ting nong
"Sabar woi!" teriak Nanon, tapi pria itu masih menindih Chimon.
"Udah buka aja," suruh Chimon lagi. Kini dia kembali mengikat tali bathrobe nya dan merapikan keadaannya yang acak-acakan.
"Aku udah kepalang tegang Mon." Chimon melirik kebawah kemudian tertawa. Lucu sekali suaminya ini.
"Gak ada yang lucu yang."
"Buka sekarang. Lanjut nanti aja."
"Bener ya?"
"Ya tergantung situasi kondisi aja sih."
Nanon mengerucutkan bibirnya tidak terima. Dengan berat hati dia membukakan pintu hotel yang menampakan kedua orangtuanya.
"Chimon mana?" tanya New.
"Anak Papa disini loh Pa" ucap Nanon.
"Ya trus? Papa kesini nyari Chimon kok." Tanpa menunggu persetujuan Nanon, New langsung masuk begitu saja mencari Chimon.
"Trus Ayah ngapain kesini?" tanya Nanon pada Ayahnya sendiri.
"Nemenin Papa kamu lah, ngapain lagi coba?" Tay ikut-ikutan melewati Nanon membuat pria itu kembali berdecak kesal.
"Chimon kok cuma pake bathrobe?" tanya New.
Chimon tersenyum kikkuk. Bagaimana dia harus menjawabnya? 'Hanya ingin'? Ya benar! Chimon hanya ingin.
"Cuma pi-"
"Yaudah gak papa, Papa cuma mau kasi tau kalau Papi sama Papa kamu udah pulang duluan ke Indonesia," ucap New memotong perkataan Chimon.
Chimon mengangguk lucu penanggapi ucapan New, "kamu mau istirahat lagi?" tanya New dan Chimon mengangguk lagi.
"Tumben. Biasanya hiperaktif," celetuk Tay.
"Eh-"
"Udah gak papa, masih ada besok lagi sehari kan? Kalau gitu Papa mau jalan-jalan dulu ya." New menangkup pipi Chimon kemudian mengecupnya dengan sayang.
"Papa ih!" okey cemburu mode on.
"Kenapa sih Non?" New menoleh kearah Nanon, tidak sengaja pandangannya tepat pada selangkangan Nanon yang menggembung. Lalu New kembali menoleh ke arah Chimon, dan dengan reflek tangannya sedikit menyingkap bathrobe yang di pakai Chimon.
"Ups!!!" seru New saat mendapati banyak sekali tanda kepemilikan disana.
Chimon dengan cepat kembali menutup bathrobenya sedangkan Nanon membalikan badan menghindari tatapan New.
"Waduh Papa ganggu banget nih. Papa pergi dulu ya byebye."
New menarik pergelangan tangan Tay -yang masih bingung dengan tindakan New- agar mengikutinya.
"NANON!!!"
Agenda sore panjang yang ada dipikiran Nanon kini hancur, tidak ada yang terjadi sedikitpun.
Bahkan Chimon kini memakai bajunya dan menyuruh Nanon menyelesaikan urusannya sendiri di kamar mandi.
Mau tidak mau Nanon menurut, karna tidak mungkin dia memaksa pasangannya itu.
"Udah?" tanya Chimon saat Nanon sudah keluar dari kamar mandi.
"Udah," jawabnya sembari cemberut.
"Yuk."
"Kemana?"
"Jalan-jalan."
***
Udara malam di Uzbekistan ternyata cukup dingin membuat Chimon harus memakai beberapa lapis pakaian walau tidak terlalu tebal.
Mereka bergandengan melewati trotoar menelusuri apa saja yang ada disekitar mereka selain pedagang-pedagang kaki lima.
"Lain kali kesini lagi boleh?" pinta Chimon.
"Anything for you my other half," ucap Nanon dengan lembut.
Chimon merasa pipinya memerah, apa dia sudah jauh cinta lagi pada Nanon? Apa secepat itu? Apa perasaannya sudah tidak salah lagi?
"Kenapa lo kali ini bisa jatuh cinta sama gue?" tanya Chimon.
"Sekarang giliran aku nih yang ngedongeng?"
"Emm"
"Kalau aku jawab 'jatuh cinta gak butuh alasan' mungkin kedengaran basi. Tapi aku sendiri juga gak tau alasannya. Setelah kita ketemu lagi, setiap malem aku selalu nemuin Papa buat nanya aku kenapa?"
"Emang lo kenapa?"
"Aku juga gak tau kenapa aku bisa seseneng itu ketemu lagi sama kamu. Dan kata Papa-"
"Apa?" tanya Chimon tak sabaran.
"Itu ciri-ciri orang yang jauh cinta."
"Emang iya?"
"Iya," jawab Nanon tanpa ragu.
Chimon tidak tau harus merespon bagaimana. Dia hanya mengeratkan genggaman nya pada Nanon.
"Gak papa kalau kamu belum jatuh cinta lagi sama aku, masih ada sisa umur hidup aku buat bikin kamu jatuh cinta sama aku." ucap Nanon.
Chimon menghentikan langkahnya, "jangan ngomongin sisa hidup ah, kayak mau mati aja lo."
"Ya kan perumpamaan sayang."
Merasa sekitar mereka sedikit sepi, Chimon mengalungkan lengannya pada leher Nanon yang tentu saja dibalas pelukan pada pinggangnya.
"Bilang lagi."
"Bilang apa?" tanya Nanon kebingungan. Dia merasa aneh dengan Chimonnya yang sekarang, terkadang dia seolah mencintainya dan terkadang seolah masih benci padanya. Tapi tak apa Nanon selalu menyukai sikap Chimon apapun itu.
"Bilang 'sayang'. Gue suka dengernya." Nanon tersenyum dengan lebarnya hingga lesung pipinya terlihat dan matanya membentuk bulan sabit.
"Kalau disuruh gak bisa," ucap Nanon.
"Kenapa?" tanya Chimon, raut wajahnya langsung berubah drastis.
"Kalau disuruh jatuhnya gak tulus, tapi aku bakal bilang 'sayang' ke kamu setiap hari tenang aja."
Chimon mengangguk menanggapinya.
"Ayo buat cerita baru setiap harinya."
————————TBC————————
Sabtu up lagi kalo gak mager ^^
Anyway pingin up oneshoot namon bagian nganu special ultah chimon tapi mager ngelanjutin jadi ya sudah lah.
Tetep semangat mid! 💗See u 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Reoccur ✓
Kısa Hikaye[Namon] [End] Short story...maybe? Kisah tentang masa lalu yang terulang, namun dengan akhir yang berbeda. Start: 30-10-2021 End:20-03-2022 #1 chimonac out of 94 [5/11/2021] #1 korapat out of 28 [13/1/2021] #2 midyear out of 124 [13/1/2021] #558 wat...