16. Ini Jejy

468 63 69
                                    

Jangan lupa vote and komen 💗







———————REOCCUR——————











"Ini ada susu buat ibu hamil." New mengeluarkan satu persatu barang yang dia bawa. Mulai dari buah-buahan, makanan, hingga susu untuk ibu hamil.

"Ibu...?" Chimon merasa cukup aneh dengan panggilan itu. Diakan laki-laki tidak seharusnya dipanggil ibu.

"Iya susu ibu hamil." New sudah tau bahwa menantu kesayangannya itu hamil. Kemarin Gun datang kerumahnya dan berteriak dengan girang di ruang tamunya, ya walaupun setelahnya dia juga ikut berteriak.

"Mulai sekarang kamu gak boleh kerja. Kamu diem aja dirumah, nanti Papa bakal giliran kesini sama Papa kamu setiap hari."

Kedua orang –yang tidak lain adalah Chimon dan Tay– diruangan itu melongo atas penuturan New, sedangkan Nanon mengangguk menyetujui.

Sembilan bulan hanya diam dirumah, bisa dipastikan Chimon lebih dulu mati dimakan kebosanan.

Sekarang Chimon tau, sisi posesif Nanon menurun dari siapa.

"Tapi Pa, kata dokter Chimon boleh kok kerja. Apa dulu Papa gak kerja pas hamil?" tanya Chimon dengan mata memelas membuat New kembali berfikir.

"Oke kamu boleh kerja tapi gak boleh terlalu keras. Dan satu lagi Papa udah sewa orang buat ngelatih kamu yoga nanti, sekalian Papa juga ikut," terang New dengan senyuman.

Nanon menelan ludahnya dengan susah payah, dia membayangkan Chimon melengkungkan tubuhnya ah pasti sangat sexy seperti saat dia menggelinjang di bawahnya.

"Iya. Sekarang Chimon mau kerja," pintanya.

"Biar Papa sama Ayah yang anter okey?"

"Apaan gak ada! Nanon yang anter Chimon!" seru Nanon tidak terima.

"Chimon mau dianter sama siapa?" tanya Tay.

"Chimon mau berangkat sendiri," jawabnya.

"Gak boleh!" seru New dan Nanon.

Chimon menoleh kearah Tay meminta bantuan. Ayolah dia tidak suka dikekang.

"Udah gak papa, biarin aja Chimon sendiri. Jangan dipaksa nanti dia malah jadi stress."

***

Nanon mengendarai mobilnya dengan begitu kencang menuju kantor Chimon berniat mengajaknya makan siang bersama. Meeting tadi membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya membuat Nanon kelimpungan saat melihat jam istirahat sudah lebih 30 menit.

Setelah memarkirkan mobilnya, Nanon berlari keruangan Chimon.

"Maaf tuan Nanon." Panggilan itu dari receptionist yang membuat Nanon memundurkan langkahnya.

"Mencari tuan Chimon? Dia sudah istirahat lebih dulu," ucap receptionist itu.

"Sama siapa?" Receptionist itu terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan Nanon.

"Dimana?" tanya Nanon selembut mungkin, dia berusaha untuk menahan emosinya.

"Dikafe seberang tuan."

Reoccur ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang