...Don't kiss me baby
We can never be
So don't add more pain
Please don't hurt me again
I have spent so many nights thinking of you
Longing for your touch
I have once loved you so much...*
Moon membuang jauh pandangannya pada gelapnya malam. Ia membuang nafas perlahan dan akhirnya meletakkan gitar yang sedari tadi dipangkunya ke sisinya. Ia meraih minuman kaleng dingin dan...”Hoo...habis.” Moon menggoncang isi kaleng yang ternyata telah kosong.
“Lagu mu terlalu menyedihkan...” kata Star yang telah berdiri disampingnya sambil mengulurkan minuman kaleng yang ia bawa. “Apa yang sedang kau lakukan di tengah malam begini?”
“Terimakasih.” Moon meraihnya. Ia membuka tutup pengait kaleng dan langsung meneguk isinya. “Ahhh...hurrrf.” Moon menatap sekilas kearah Star dan kembali membuang pandangannya, tak menjawab pertanyaan Star. Star melepas cardigannya dan melampirkannya ke tubuh Moon yang tampak kedinginan karena udara malam. Moon kembali memandang Star dengan tatapan tak percaya. “Apa ini...” desah moon hampir tak terdengar.
“Kau ini...aku hanya ingin berbuat baik kepadamu.” Star yang mendengarnya tersenyum kecil.
Moon yang melihat Star menahan dingin, menyampirkan kembali cardigan ke Star. “Jangan berbuat baik kepada ku. Aku merasa aneh...” Moon membulatkan matanya dan memonyongkan bibirnya.
“Ayolah...kau lebih membutuhkannya.” Star berniat kembali menyamprkan cardigannya lagi, dan kali ini dicegah oleh Moon.
“Tidak. Aku tidak memerlukannya. Jika aku memerlukannya, aku tinggal masuk kedalam dan mengambil milik ku sendiri.” moon bersikeras tak menerima kebaikan Star. Akhirnya Star menyerah dengan kekerasan kepala Moon. Untuk beberapa lama mereka berdua duduk dalam diam di teras balkon. Hanya memandang jauh ke bawah, pada lampu-lampu taman apartment dan pantulan bulan diatas danau. Atau pada langit malam yang tampak cerah dengan beberapa taburan bintang.
“Star...” Moon mengumam tak yakin.
“Hm...” Star memalingkan wajahnya kearah Moon yang kini menunduk memeluk lututnya.
“Tuan Star...” Moon menggigit bibir bawahnya.
“Ya...”
“Mengapa kau mencium ku tadi?” Moon mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap langsung wajah Star yang masih lekat menatapnya. Star tampak menyembunyikan rasa keterkejutannya meski ia tahu cepat atau lambat Moon akan menanyakan alasan dibalik ciuman yang ia lakukan di depan pintu apartment tadi. “Boleh aku tahu alasannya?” tanya Moon kembali menggigit bibir bawahnya dengan kuat, membuat bibirnya yang merah tampak pucat.
Star menarik nafas dalam-dalam. “Apakah harus ada alasannya?” tanya Star menelusuri wajah Moon. Mencari alasan mengapa ia bisa sangat bahagia sekaligus merasakan sakit di hatinya secara bersamaan bila bersama wanita disampingnya ini.
“Ah~...jadi tak ada alasannya.” kata Moon terdengar sedih. 'Tentu saja...tak ada alasan baginya untuk mencium ku. Apa yang kau harapkan Moon...bahwa ia mencium mu karena jatuh cinta kepada mu!' Moon tersenyum miris mendengar kata hatinya.
“Karena aku bahagia bila didekat mu, dan aku selalu ingin bersama mu.”
“Huh?!” Moon langsung memandang wajah Star dan mencari kebenaran di matanya.
“Ku rasa aku jatuh cinta kepada mu.” kata Star yang membuat jantung Moon berdetak dengan kencang dan seperti ribuan kupu-kupu terjebak dalam perutnya. Untuk pertama kalinya Moon merasakan perasaan seperti ini. “Atau ini bukan cinta...” kata-kata Star seketika membuat Moon bingung. 'Dia mencintaiku atau dia tidak mencintaiku?'

KAMU SEDANG MEMBACA
Walks to Remember
FanfictionIt's not 'A Walk To Remember' Nicholas Sparks...*sowry