“Good Morning...”
Moon mengangkat wajahnya yang sedari tadi fokus menyapukan selai strowberry ke selembar roti. Ia menatap pria dihadapannya kini. Star. “Good morning...” balas Moon tanpa berkedip sedikit pun, seperti terhipnotis.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Star yang tersenyum sangat manis ke arah Moon dan menarik kursi dihadapannya.
“Ah~ ini...” jawab Moon sambil menunjukkan kepada Star apa yang sedang ia lakukan. “Kau mau selai apa?” tanya Moon sambil menunjuk beberapa pilihan selai roti. Bukannya menjawab, Star malah tertawa kecil. “Kenapa tertawa?” Moon tampak kebingungan melihat reaksi Star.
“Ada apa dengan mu, Moon?! Apa kau sedang sakit?” tanya Star yang lantas mengulurkan telapak tangannya mengecek dahi Moon. Moon semakin bingung dan hanya menggeleng lemah. Tawa Star semakin kuat. “Ah....tidak. Aku tertawa karena tadinya berpikir akan mendengar jawaban 'Apa kau tidak bisa lihat!' atau 'Aku tidak sakit, kau yang sakit!' sesuatu yang terdengar menjengkelkan. Tapi sebaliknya kau tampak sangat manis...” Star menatap Moon dengan tatapan menggoda.
Seketika wajah Moon berubah menjadi merah. Bagaimana pagi ini ia bisa hilang kontrol diri hanya karena melihat Star yang tampak bersinar. 'Tidak...ini pasti pengaruh cahaya lampu. Heiszzz...sejak kapan ada lampu dibalik punggungnya itu sih?' Moon mengerjapkan matanya berulang kali dan semakin jauh mengamati makhluk yang tengah duduk dihadapannya. 'Ah~ mungkin karena ia baru saja bercukur...eshppp, apa ia ganti parfumnya? Wanginya beda...Kenapa ia tampan sekali sih pagi ini...Aku pasti masih terpengaruh sikap baiknya kemarin...'
“Apa aku begitu tampan dan menarik?” tanya Star yang langsung disambut anggukan kepala oleh Moon. Star terkekeh tak menyangka Moon akan meresponnya begitu cepat.
“Ah...itu...” Moon tergagap mengetahui tindakan tanpa sadarnya. “Itu jawaban yang akan kau dengar dari semua wanita yang kau tanyakan, secara objektif...mungkin. Tapi aku melihatmu biasa saja...aku sudah terlalu sering melihat perangai buruk mu.” kata Moon ketus berbalik badan menutupi wajahnya yang memerah menahan malu dan jantungnya yang berdetak kencang karena terang-terangan mengakui ketampanan Star.
“Ah~...benarkah?” goda Star disertai tawa kecilnya. Moon memberanikan diri membalik badannya menghadap Star. Ia tak mungkin berlama-lama memunggungi Star yang tengah duduk menunggu sarapan pagi untuk dihidangkan. “Apa rencana mu hari ini?” tanya Star melahap roti yang disodorkan oleh Moon.
“Seperti yang tertulis pada kontrak kerja. Menyiapkan sarapan pagi untuk mu....checked. Lalu mengelap setiap sudut ruangan, menyikat kamar mandi, menyuci pakaian kotor mu...”
“Hari ini kita rekresi saja. Kau mau kemana?” tanya Star memotong perkataan Moon.
“Huh...??!”
“Errrrssph...sebaiknya kita kemana? Prancis? Jepang? Thailand?” tanya Star tak memperdulikan keterkejutan dan tatapan mata penuh selidik milik Moon.
“Ada apa dengan mu?” tanya Moon menatap Star yang tersenyum menyesap black coffee nya. “Apa kau tidak pergi kerja hari ini?” Moon beralih kearah jam dinding.
“Kau tidak mau?” Star masih menatap Moon yang kebingungan. “Baiklah...kalau begitu, seharian kita ada di rumah saja.” kata Star bangkit dari duduknya dan berjalan ke ruang kerjanya.
“Tunggu...tu-tunggu dulu.” Moon mengejar Star dari belakang. “Maksud mu kau tetap takkan pergi kerja, tuan Star?” Moon mengekor Star dari belakang. “Apa terjadi sesuatu? Apa kau sakit? Kepala mu atau...Hei! Tuan Star!!” akhirnya Moon berteriak karena Star tak juga memperdulikannya.
“Aku tidak sedang sakit.” tiba-tiba Star berhenti dan membalik badannya, memasang wajah innocent nya. “Aku hanya ingin bersikap baik kepada mu. Kau tahu kan selama ini aku selalu bersikap buruk dan aku merasa sangat menyesal...” Star tetap memasang wajah polosnya sementara Moon mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Walks to Remember
FanfictionIt's not 'A Walk To Remember' Nicholas Sparks...*sowry