#11

2.1K 31 4
                                    

Dears saudara-saudari,

Sebelum memulai membaca kelanjutan Walks2Remember, ijin kan saya mengucapkan 'Minal Aidzin Wal Faidzin - Maaf Lahir Batin'. Meski diakui ini sangatlah terlambat, tapi paling tidak ini lebih baik dari pada tidak sama sekali, hehe. Dan karena saya telah meminta maaf, maka sepantasnya saya dimaafkan pula karena tidak menepati janji untuk segera meng-upload kelanjutannya karena BLA BLA BLA...(ntar disangka cari alesan lagi...). HIKS

Dan sebelum saya ditimpuki uang karena kebanyakan pengantarnya (maunya tuh...hehe, curcol soal dompet kosong paska lebaran), yuk mereeeee...lanjut boo' (seperti biasa Vomment-Vote&Comment-nya). Merciiiii....

=============================================================================

Moon berjalan dengan gontai menuju dapur. Matanya masih setengah terpejam. Semalaman ini ia tak bisa tidur gara-gara terus teringat apa yang Star lakukan kepadanya. Sambil menguap, Moon berusaha meraih gagang pintu kulkas.

“Astaga!! Kau hampir membuatku mati terkejut! Apa yang sedang kau lakukan disitu sih!” tanya Moon yang langsung membuka matanya lebar-lebar saat mendapati Star sudah berdiri dibalik pintu kulkas yang terbuka lebar. Star hanya menggelengkan kepalanya perlahan dan langsung meneguk susu dingin dalam kotak tak memperdulikan Moon yang masih berdiri mematung memandang sosok Star di depannya. Moon mengamati wajah Star. Mengamati bagaimana Star menempelkan bibirnya pada pinggiran kotak, mengikuti susu yang seakan terlihat mengalir turun melewati tenggorokan, dan bagaimana Star menyapukan lidahnya membersihkan sisa susu yang menempel di ujung bibir. Moon mengerjapkan matanya, melihat itu semua membuat wajahnya memanas seketika dan kembali mengingat kejadian semalam.

“Ada apa dengan mu? Apa kau sakit…wajah mu memerah. Apa kau demam?” tanya Star khawatir melihat perubahan pada wajah Moon.

“Hah?” Moon tergagap dan langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, jauh dari wajah tampan di hadapannya sambil menggeleng kuat. Star menyerahkan kotak susu di tangannya kepada Moon dan berjalan melewati Moon. Moon menahan nafasnya. Aroma tubuh Star masih sama seperti yang ia ingat terakhir kali ketika Star menciumnya, bahkan terlalu nyata jika itu hanya lah sebuah mimpi belaka. “Hei…Star_” Moon tak melanjutkan ucapannya. Star menghentikan langkahnya, berharap Moon tak menyinggung hal semalam.

“Apa!!” saut Star kasar.

 “Itu…apakah semalam, ehm…semalam…” Moon tak sanggup meneruskan perkataannya. Ia sangat ingin menanyakan tentang ciuman semalam kepada Star, tapi bagaimana kalau itu hanyalah mimpinya semata atau sekedar hayalannya, atau meski pun itu terjadi dan Star menyangkalnya. Arrrggghhh…

“Apa-!” Star menatap Moon dengan harap-harap cemas. ‘Jangan bertanya soal itu, Moon! Bahkan aku sendiri tak tahu apa yang ku lakukan…’ kata Star dalam hati.

“Ti-dak…tidak…lupakan.” Moon tersenyum jengah. “Kau ingin ku siapkan sarapan apa?” tanya Moon mengalihkan pembicaraan.

“Apa pun…asal cepat tersaji. Aku ada janji dengan seseorang yang harus ku temui…”

“Siapa?” tanya Moon tanpa bisa mengontrol mulutnya untuk tidak bertanya.

“Heh?” Star menatap Moon.

“Oh…aku hanya ingin tahu, kok.” Jawab Moon gugup karena memang seharusnya ia tak perlu menanyakan soal itu kepada majikannya. “Aku tahu!!” Moon menekuk wajahnya mendapati Star tak melepaskan pandangan dari nya, “aku tahu itu bukan urusanku, kan…” Moon membalikkan badannya, bersiap memulai memasak.

“Kakak ku. Aku berjanji menemuinya di Rumah Sakit.” Perkataan Star menghentikan kegiatan Moon yang sedang mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam kulkas. Moon lama terdiam menunduk, menatap meja kayu di hadapannya. Ia sungguh tak berharap Star akan memberitahunya tentang dengan siapa ia akan bertemu hari ini. “Ada apa?” tanya Star melihat Moon tak bergeming.

Walks to RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang