Moon mengerjap-kerjapkan matanya dan menarik nafas panjang sambil melempar pandangannya ke langit-langit ruang tamu tempatnya berbaring di sofa. Ia masih tak percaya bisa terdampar tinggal se-apartment dengan majikannya yang selalu berdebat dengannya. Moon membalikkan tubuhnya dan kali ini ia menatap ke arah jam dinding. Sejenak kemudian ia melompat dari baringnya dan bergegas bangkit.
“Ya Tuhan…sudah jam setengah sembilan pagi dan aku belum menyiapkan sarapan.” Moon bergegas ke dapur dan menyalakan kompor listrik memanaskan air. “Apa dia belum bangun ya_kok damai sekali rasanya_” belum sempat ia menjangkau kamar Star, DOKIDOKI DOKIDOKI…
“Ckckckck…kau baru bangun jam segini?” kata suara di seberang line lantang tanpa membiarkan Moon memberi sapaan terlebih dahulu.
“Maaf…tapi ini aneh…”
“Apanya yang aneh?”
“Kenapa kau tidak membangunkanku? Kau kan sangat senang menggangguku…” tanya Moon tak percaya pagi ini majikannya itu membiarkannya tetap lelap dalam tidur.
“A-apa…maksudmu!” jawab Star kaku, “aku sudah mencoba membangunkan mu tapi kau tidur sangat pulas sampai-sampai mendengkur keras. Ckckck..mana ada wanita yang bisa tidur seperti itu selain diri mu. Mungkin kalau ada gempa bumi pun kau tak akan bangun.” Star meninggikan suaranya. Moon meringis tak mempercayai sama sekali ucapan Star. “Jadi apa yang akan kau lakukan hari ini?” tanya Star setelah beberapa lama mereka diam membisu diantara percakapan telpon, sesuatu yang sangat aneh mereka rasa.
“Ehm…tidak ada…” desah Moon lemas. Ia kembali ingat kalau ia sudah menyerahkan surat pengunduran diri kepada bos Café Coffe.
“Kalau begitu siang ini kau datang ke kantorku.” Kata Star cepat.
“Hoo…ada apa? Apa kau ingin memberikanku pekerjaan di kantor mu?” tanya Moon bersemangat.
“Hoo hoo…datang saja. Jangan sampai terlambat!” Star menutup telpon nya membuat Moon penasaran.
##
Moon membenahi pakaiannya begitu ia keluar dari pintu taksi yang mengantarnya kini berdiri di depan sebuah gedung menjulang tinggi. Tempat Star bekerja, kantor Royal Resort & Properties.
“Maaf…saya sudah ada janji dengan tuan Star.” Jawab Moon kepada petugas receiptionist yang menanyakan tentang keperluannya di kantor tersebut.
“Tuan Star?” tanya wanita muda itu sedikit kebingungan. “Apa yang kau maksud adalah Presdir?” kata wanita itu meyakinkan Moon sambil mengamati Moon dari atas hingga ke bawah. Moon mengangguk tak paham. *Ada apa sih, memang kenapa kalau aku ingin bertemu dengannya. Ckck…asal kau tahu ia yang memintaku datang kemari.
“Katakan saja Moon sudah datang…” jawab Moon menepis rasa tak percaya receiptionist itu padanya.
“Ah…baik lah_” wanita itu lantas mengangkat telpon mengabarkan kedatangannya, “ya…kau sudah ditunggu Presdir. Kau bisa langsung ke ruangannya. Apa kau tahu ruangannya?”
“Di lantai 3 kan?” Wanita itu mengangguk kecil. “Terimakasih.” dan Moon berlalu.
Tok Tok…
“Masuk…” sautan dari dalam ruangan
“Whoa…ruangan kerja mu sangat besar ya?” kata Moon menerobos masuk dan langsung melihat sekelilingnya.
“Apa kau sudah tiba dari tadi?” tanya Star
“Hmm…tapi receiptionist mu itu tak percaya aku datang untuk menemui mu...” Moon menarik ujung bibirnya membuat kerucut…”bahkan meski aku telah mengatakan kalau sudah membuat janji dengan mu.” Moon membuang rasa kesalnya. Star tersenyum kecil menatap Moon yang masih mondar-mandir dihadapannya memeriksa semua benda yang terpajang di ruangannya sambil tak lupa mengomentari setiap detailnya.
