#4

2.5K 36 1
                                    

“Ayo bangun!” Teriak Star sambil kakinya menyentakkan kaki Moon yang menjuntai keluar dari dalam selimut. “Hei! Ini waktunya kau menyiapkan aku sarapan…”. Moon tetap tak bergerak. Akhirnya Star berdiri diam dan hanya memandangi wajah innocent Moon yang masih tertidur. Dag Dig Dug…Sampai saat ini jantungnya masih saja berdetak tak karuan setiap kali memandang gadis itu seksama. Star melangkah mendekati tidur Moon. Ia duduk disamping Moon dan menyisipkan rambutnya kebalik telinga Moon. “Apa kau masih belum ingin bangun?” desah Star dibalik telinga Moon. Moon menggeliat dan mengangguk pelan. Wajah Star memerah mendengar perkataannya sendiri, ia sendiri tak menyangka akan menggoda Moon dengan cara seperti ini. “Jadi sampai kapan kau akan terus tidur? Melihatmu tidur seperti ini membuatku ingin tidur bersama mu juga…”bisik Star sambil membelai pipi Moon. Belum sempat ia menyusupkan lengannya dibawah leher Moon, tiba-tiba…

DUG

“Aduhh!!!!” Star dan Moon sama-sama menjerit kesakitan sambil mengusap-usap kening mereka.

“Apa yang kau coba lakukan kepada ku, Tuan Star?!” tanya Moon yang melotot kearah Star.

“Tidak ada…kalau itu yang sedang kau bayangkan.” Star menarik selimut Moon dan melipatnya asal. “Aku hanya ingin memindahkan mu ke kamar ku…” Star bangkit dari duduknya disebelah Moon dan pindah ke sofa diseberang Moon.

“Jadi itu yang ingin kau lakukan kepada ku…” Moon begidik dan memeluk tubuhnya sendiri.

“Jangan berpikir aneh-aneh…” Star gelagapan sempat membayangkan apa yang terpikirkan oleh Moon, “aku hanya merasa tidur di atas tempat tidur jelas lebih nyaman buat mu…”

“Kau!!!” Moon melempar bantal kearah Star dan menarik lagi selimutnya menutupi tubuhnya.

“Kau ini…aku hanya kasihan kepada mu yang tidur di sofa keras itu.” Star mulai geram pada Moon yang tak paham juga akan niat baiknya. “Sudah…cepat bangun dan buatkan aku sarapan.” Star bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

“Aku sudah bukan pelayan mu…” kata Moon membuat Star membalikkan badannya.

“Baiklah…” Star mengangguk tenang dan kemudian menyeringai, “anggap saja kau membayar uang sewa karena aku sudah mengijinkan mu untuk menginap tadi malam.” Moon menatap punggung Star sesaat dan kemudian beralih kearah sofa yang ia tiduri. “Ah…aku mau sarapan nasi goreng dengan omelette buatanmu…sudah lama aku tak memakannya.” Star tersenyum.

*Nadi goreng dan omelette? Buatanku? Sudah lama tidak memakannya? Apa dia sudah ingat pada ku?* Moon berjalan menuju dapur sambil sesekali memandang ke arah kamar Star.

“Apa kau sudah ingat aku, tuan Star?” tanya Moon dihadapan Star yang sedang memasukkan sesendok penuh sarapannya itu ke dalam mulutnya.

“Tentu saja. Kau ini kan pelayanku yang tak tahu malu…” jawab Star cuek.

“Heis…bukan itu.” Moon menatap tak yakin majikannya itu benar-benar telah mengingatnya. “Maksudku…tentang nasi goreng ini?”Moon kembali menatap Star serius.

“Ada apa dengan nasi goreng itu?” tanya Star mulai penasaran. Tadi, waktu ia meminta Moon membuatkannya nasi goreng ia tak merasa ada yang aneh, itu hanya permintaan yang sama ketika meminta Moon membuatkannya mie.

“Aku pernah bilangkan…kalau sebelum ini, kau hanya mau sarapan di café atau restoran langganan mu kecuali nasi goreng dan omelette adalah satu-satunya sarapan yang akan kau minta pada ku.” Kata Moon antusias.

“Benarkah?” meski terlihat cuek tapi kali ini Star benar-benar senang kalau ternyata ada bagian memorinya yang mulai menyembul keluar. “Kalau begitu cepat buatkan…aku begitu penasaran seperti apa nasi goreng buatan mu yang mampu membuatku lebih memilih sarapan di apartment ketimbang di café atau restoran langgananku itu…”

Walks to RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang