Dua Puluh

372 56 18
                                    

Percobaan ke dua...

Seokjin sudah berada di depan rumah Joohyun, tujuannya kali ini bukan untuk meminta penjelasan Joohyun, namun hanya ingin memastikan kalau Joohyun aman.

Tidak butuh waktu lama, pintu rumah terbuka, terlihatlah Joohyun di sana, ia terlihat sangat berantakan.

"Joo, kamu pucat." Seokjin terkejut melihat keadaan Joohyun.

"Aku lagi ga enak badan, mungkin karena perubahan cuaca hehe." Joohyun berusaha keras memaksakan senyumnya.

"Hum, apa aku boleh masuk?" Tanya Seokjin.

Joohyun mengangguk kemudian mempersilahkan Seokjin untuk masuk.

"Kamu udah minum obat?" Seokjin kembali bertanya.

"Udah kok."

Seokjin melihat sekeliling rumah, tidak rapi seperti biasanya, keadaan rumah cukup berantakan sama halnya dengan keadaan pemiliknya sekarang.

"Joo, kamu ada masalah?" Tanya Seokjin hati-hati.

"Masalah? Ngga ada kok, semuanya baik."

"Siapa yang coba kau bohongi?"

"Apa maksudmu? Aku ngga bohong."

"Baiklah, aku ga akan tanya lagi." Seokjin kali ini berusaha mengalah, karena ia tidak ingin menambah beban pikiran Joohyun.

"Joohyun, ayo duduk sini." Lanjut Seokjin sembari menepuk pelan tempat duduk di sampingnya.

Joohyun menurut, Seokjin menempelkan tangannya ke dahi Joohyun, "Ngga panas, tapi kenapa pucat sekali?"

Joohyun kebingungan, ia tidak mampu menyiapkan alasan yang tepat. Seokjin menyadari ada yang tidak beres dari gelagat Joohyun, namun ia pura-pura tidak tahu.

"Ooh, apa karena AC? Aku pernah bilang kan kalo pake AC suhu normal aja, lihat kan sekarang kamu sakit." Seokjin mengeluh, kemudian terbitlah senyum di bibir Joohyun, ia bersyukur Seokjin tidak bertanya banyak dan tidak menuntut jawabannya.

"Apa yang kamu sembunyikan, Joo?" Seokjin menahan pertanyaan itu rapat-rapat di dalam hatinya.
___

Seokjin room.

"Gagal lagi? Kali ini apa kesalahannya?"

"Satu orang tidak masuk."

Seokjin memejamkan matanya frustasi, "Baiklah, aku mengerti."

"Seokjin, ingat, semakin lama kau bermain-main dengan ini semua, maka akan semakin banyak yang terluka." Ujar Chanyeol.

"Apa Joohyun?"

"Apa maksudmu?"

"Baiklah, anggap ini pertanyaanku, apa Joohyun terluka setiap kali aku gagal dalam misi?" Seokjin mengepal erat tangannya, setelah berpikir keras, hanya itu kesimpulan yang bisa ia dapatkan.

Seokjin menunggu jawaban dari Chanyeol, namun hatinya tetap ingin agar Chanyeol menjawab tidak.

"Kau benar, itu efek sampingnya." Jawab Chanyeol.

Seketika itu juga pertahanan Seokjin runtuh, Matanya mulai berkaca-kaca, bukan ini yang ia harapkan, apa selama ini Seokjin terlalu egois?

"Aku ingin menghentikan semua ini, aku mohon tolong hentikan ini semua, biarkan saja aku terjebak di sini, biarkan Joohyun melupakanku di sini, asalkan dia bahagia, asalkan dia aman, aku mohon..." Seokjin memohon kepada Chanyeol.

"Nggak bisa, segala sesuatu yang udah dimulai, ga akan bisa dihentikan."

"Tapi kenapa??? Andai link sialan itu ngga ada, ini semua ngga akan pernah terjadi!" Seokjin sangat frustasi.

"Link dan semua ini, itu semua permintaanmu Kim Seokjin, ngga ada alasan untuk mundur lagi"

"Permintaanku? Kapan aku meminta semua ini???"

"Itu kau pikirkan sendiri, aku ga bisa jawab lebih lanjut, ingat satu hal, dari pada sibuk ingin menyerah, lebih baik kau cari jalan keluar dari semua ini, kau bisa cari akar dari permasalahannya, kenapa kalian bisa di sini, kenapa link itu bisa ditujukan untuk kau dan Joohyun, kau bisa cari tahu itu semua, setidaknya hanya itu yang bisa kau lakukan untuk pengorbanan yang telah Joohyun lakukan untuk melindungimu." Setelah mengucapkan itu, Chanyeol menghilang dari pandangan Seokjin.

"Melindungiku? Apa maksudmu? CHANYEOL!"

___

TBC...

Ngomong-ngomong, sebenarnya cerita ini awalnya dibuat untuk seru-seruan aja, kayaknya seru deh, kalo Jinrene punya karakter yang beda-beda di tiap chapter, tapi aku ga ngerti kenapa malah jadi rumit gini plotnya seiring waktu, aaaa maafkan aku huhu.

Selamat berakhir pekan yorobun ♥️

JINRENESTAGRAM 3 (Chat  Supranatural)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang