Tiga Puluh Dua

234 46 8
                                    

Happy reading...

Hening, tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun dari semenjak Joohyun menaiki mobil Seokjin tadi, ingin sekali sebenarnya Joohyun mengajak Seokjin bicara, namun hatinya belum siap, ia takut menangis lagi.

Tiba-tiba saja mobil Seokjin berhenti, bukan di depan rumah Joohyun, tapi di sebuah apotik. Joohyun bingung, namun ia memilih tidak bertanya, Seokjin turun tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Apa dia sakit?" Pikir Joohyun, banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan malam itu, namun tak ada satupun pertanyaan itu yang keluar dari mulutnya.

Tak berapa lama, Seokjin kembali dengan membawakan sekantong plastik yang isinya obat-obatan. "Itu... Kamu sakit?" Tanya Joohyun pelan, ia tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya untuk lebih lama lagi.

Seokjin tidak menjawab, ia mulai menjalankan mobilnya kembali.

"Aku menyesal telah bertanya." Batin Joohyun.

Sesampainya di depan rumahnya, seulas senyum tipis tercetak di bibir Joohyun, "Seenggaknya kamu masih ingat rumahku, ku kira kamu akan tersesat." Gumam Joohyun pelan.

Joohyun kemudian keluar dari mobil setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih kepada Seokjin. Di saat hendak membuka pagar rumahnya, Seokjin menghentikannya.

"Tunggu." Ujar Seokjin sembari menahan tangan Joohyun.

Deg... Jantung Joohyun berdebar kencang. Joohyun berbalik menatap Seokjin.

"Ini." Seokjin menyerahkan plastik yang berisi obat-obatan tadi kepada Joohyun.

"Ini, ternyata untukku?" Mata Joohyun berkaca-kaca.

"Jangan geer, mama yang suruh gw beliin, 3 kali sehari setelah makan, jangan minum obat dengan perut kosong." Ujar Seokjin kemudian setelah itu ia beranjak meninggalkan Joohyun.

"Tunggu." Kali ini Joohyun yang menahan kepergian Seokjin.

Seokjin mengangkat alisnya

"Terimakasih... Sampaikan kepada mamamu." Joohyun tersenyum.

"Ohh, hum." Seokjin mengangguk, dan kemudian benar-benar pergi.

Joohyun tersenyum senang menatap obat-obatan ditangannya.

"Aku tidak akan menyerah." Gumam Joohyun mantap.

___

Aku sudah selangkah menjauh, tapi kau menahanku, jadi jangan salahkan aku jika aku menganggap itu sebagai peluangku untuk terus maju.

_TBC.

JINRENESTAGRAM 3 (Chat  Supranatural)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang