˚‧º·(18)‧º·˚

1K 206 38
                                    

Pertarungan.

tunggu! Apa? Yang benar saja! Berkelahi?

ayolah, (Name) tidak suka melihat itu.

Lalu orang yang bernama Madarame dengan sombongnya berbicara layaknya dia yang berkuasa, dan menampar anggota touman itu.

Namun salah satu anggota touman menghajar Madarame sekali pukul dan membuat Madarame tidak bangkit lagi.

Izana mendekat kesana.

Ran dan Rindou bangkit dari duduk mereka.

"lihat dan amati anak anak hasil didikanmu." kata Ran pd.

"kalau kalian membunuh seseorang, aku akan mencabut kalian dari keluarga Haitani." ancam (Name).

Ran hanya terkekeh, dia pun berjalan mendekati rekan rekannya dan diikuti oleh Rindou.

(Name) kagum dengan Izana, walaupun secara fisik Izana itu kurus dan agak jauh lebih rendah dari (Name) tapi kekuatannya sangat besar!

Izana mendekat kearah teman temannya.

"waktunya generasi ganas yang akan mengambil alih Yokohama. Waktunya pertarungan!" teriak Izana, dan mereka semua mulai bertarung.

Ran dan Rindou maju kedepan, dan berniat sombong buat pamer akan kekuatan mereka kepada (Name).

Izana duduk disamping (Name), namun dia jaga jarak kok, gak kek Hanma nempel kek upil.

"kita dulu pernah bertemu kan?" tanya Izana.

(Name) menatap Izana dengan wajah lugunya.

Izana memegang kepala belakangnya sambil tersenyum miris.

"kita dulu bertemu, saat kau dengan adikmu jalan jalan(?)" jelas Izana.

(Name) yg awalnya tidak tahu, menjadi connect.

"oh, kau anak kecil yang bersama Sano-san kan?" tanya (Name) dan diangguki oleh Izana.

"dia kakakku." kata Izana menatap langit malam.

'tapi tak sedarah.' lanjut Izana lewat batinnya.

mendengar itu, (Name) langsung putus jaringan.

Hah? Saudaranya?

oke, (Name) gak akan berpikir yang nggak nggak kok!

Tapi..

Dapat dilihat, wajah pria tahun lalu itu rambutnya hitam legam, begitu juga dengan warna matanya.

Sedangkan Izana berambut putih dan mata berwarna ungu.

beda ayah? beda ibu?

atau pungut?

"bagaimana dengan kabarnya sekarang?" tanya (Name).

"dia lagi bahagia ditempat lain," jawab Izana.

duh, kok pedih ya.

"ah.. Aku turut berduka cita." kata (Name) merasa tidak enak.

(Name) kira Shinichiro lagi melakukan hal sesuatu, taunya sudah di alam lain.

Padahal (Name) mulai menyukai Shinichiro. Mungkin karena kangen.

Tapi yah..

Namanya juga cewek, telat nyadar perasaan cowo.

Izana hanya membalasnya dengan senyuman andalannya.

(Name) pun menatap kedua laki laki itu, sepertinya mereka sedang melawan dua bocah touman, yang satu tinggi kek jerapah yang satunya fluffy.

Rindou melepaskan kacamatanya, dan membuangnya.

ekhem, itu (Name) mendapatkan kacamata itu hasil hadiah misteri box arisan loh.

Rindou dengan cepat menjepit pergelangan bocah touman itu.

Sedangkan Ran membonk satunya lagi.

"ku dengar adik adikmu itu dulu melawan geng yang terkenal se-tokyo kan?" kata Izana, (Name) hanya mengangguk.

Jujur, kalau dia tidak sakit waktu itu pasti (Name) akan menghalangi mereka untung berperang dengan orang.

Yh.

Kalau diliat liat mereka jago juga sih bertarungnya.

"di roppongi, disana banyak rental, apa adik adikmu pernah?" tanya Izana lagi.

tentu (Name) menggeleng dengan cepat. (Name) gak akan membuat kedua adiknya itu berbuat yg ngga ngga kepada rental!

Mending kepada reader aja, iya g?

kalau iya, Randou punyaku.j

Ga tau randou?? Randou oc buatan orang.

Tak lama kemudian datang seseorang dan satu pengikutnya yg ada tattoo di pelipisnya.

"wah wah, kukira dia akan menangis seperti bayi malam ini." kata Izana tersenyum kecut, dia pun berdiri, dan mendekat kearah seseorang yg sering disebut Mikey.

Mikey, bukan nya langsung mengajar Izana, dia malah mengatakan sesuatu.

"kenapa kau membunuh adikmu sendiri?."

"apa peduliku?"

anak jaman sekarang, pikir si (Name).

Ketika dia kembali fokus ke adik adiknya, (Name) malah dikejutkan Rindou yang tertiarap dan Ran yang— err nungging? .

(Name) dengan terburu buru mendekati kearah mereka, namun seseorang menekan pundak (Name) agar tetap duduk dan menatap pertarungan itu.

"Ran! Rin!" panggil (Name) dari kejauhan.

"tenang aja, mereka baik baik saja" kata Hanma santai.

Malesin.

Kau tau Hanma?
(Name) itu tidak mau kehilangan adik adiknya, dan tentu itu membuatnya panik.

Ran terbangun, namun dia masih pusing.

"RAN!" teriak si (Name).

Ran menatap (Name) kaget dan merasa malu.

kalah.

"lepaskan aku." kata (Name) kepada Hanma dan didapatkan gelengen dari pria jerapah itu.

"nggak boleh, perempuan seperti onee-san hanya perlu melihat ini."

"aku mohon." kata (Name) memohon. Hampir saja Hanma melepaskan (Name) , tapi dia eratkan lagi karena mendengar sesuatu.

Dor! Dor! Dor!

Dor! Dor!

Terdengar suara tembakan didekat mereka.

Ran langsung berdiri Tegap dan berjalan ketempat suara itu.

Disana, kedua temannya tergeletak tak bergerak.

Mati?..

(Name) menatap itu dengan keadaan shock.

Pembicaraan Izana dan temannya itu membuat (Name) terharu, bahkan dia menangis.

sungguh pertemanan yang sangat keren bagi (Name), suka duka selalu bersama bahkan di ujung ajal. ea

Hanma yg melihat itu hanya biasa bagaikan sudah pernah ia liat sebelumnya.

Ran mendekati kedua orang yang lagi merebahkan diri mereka berdampingan.

"mh.. Aku sudah melihat cara kalian hidup.. Tenang tenang lah disana, Ketua, Kakucho.." kata Ran menutup kedua mata mereka.

Tiba tiba (Name) dikaget kan suara sirine polisi, dan langsung membanting Hanma yg ada dibelakangnya.

Buargh!

"RAN! BAWA ADIKMU PERGI DARI SINI CEPETAN!"

~—~

Kakucho in bonten: halo banh

ᴏɴᴇᴇ-ꜱᴀɴ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang