˚‧º·(19)‧º·˚

1K 192 20
                                    

Pulang.

Ran, dia mengebutkan motornya, sambil membonceng adiknya yang babak belur.

(Name)?

dia berlari menjauh dari dermaga itu.

Dia akan pergi ke halte bus yang jauh dari tempat kejadian.

merasa lelah, dia pun duduk dihalte bus sambil bernafas tak teratur.
10 menit ia menunggu bus, namun tidak muncul muncul.

ayolah, (Name) khawatir!

Beberapa menit menunggu akhirnya bus datang juga!
(Name) pun menaiki bus itu dan langsung duduk ditempat.

"ngebut ya pak!" kata (Name) setelah memasukkan uang ketempat yg disediakan.

Karena penumpangnya hanya si (Name), si supir ngangguk mantap.

"oke dek!"

Sampai dirumah, (Name) langsung membuka pintunya dan berjalan kearah kamar Rindou.

"Rin?!" panggil (Name), dia mendekat kearah Rindou yang rebahan.

Ini kenapa tidak di obati?

"dimana kakakmu?" tanya (Name).

"sss... sedang mandi.." ucap Rindou.

(Name) pergi kekamarnya dan mengambil P3K miliknya.

"mulai sekarang aku tidak akan mengijinkan kalian berkelahi atau sebagainya." kata (Name) sambil meletakkan plester di hidup Rindou.

"sekarang buka bajumu" suruh (Name).

Rindou bangkit dari tidurnya, dan terduduk diam.

seragam tenjikunya ia lepaskan dari tubuhnya, dan memperlihatkan tattoo yang seram itu.

Menurut (Name) c.

tidak ada luka ditubuh Rindou, mungkin dia hanya kelelahan.

"untuk malam ini, kau tidur pakai baju kaos lengan pendek dengan celana pendek." kata (Name) dan di angguki oleh Rindou.

(Name) menghela nafasnya.

Cup.

"selamat malam, tidur yang cepat." kata (Name), dia pun berjalan keluar dan menutup pintu kamar Rindou.

Rindou menyentuh dahinya, lalu kayang /j.

Maksudnya, dia pun berganti baju dan tiduran lagi.

Sebentar lagi (Name) akan sampai kekamarnya, tapi Ran malah memanggil nya.

"(Name).. cium juga dong.." kata Ran manja.

(Name) menatap Ran horror.

Yang adik sakit.
Yang kakak juga sakit cuma beda artian.

"kau sudah tua Ran, ciumlah dirimu sendiri." jawab (Name) ketus.

Ran pun memasang wajah ngambeknya.

pasti hubungan darah, ujar batin (Name).

"yaudah sini." kata (Name), Ran pun dengan wajah cerahnya mendekatkan diri kepada (Name) dan menunduk.

ctak!

"itta!" teriak Ran kesakitan.

Ran minta gn kiss, kenapa malah dijitak dahinya?

(Name) berjingkit, kemudian mencium dahi Ran yg ia jitak tadi.

"udah kan? Selamat malam." kata (Name) pergi begitu saja.

Sedangkan Ran lompat gaje.

Saat pagi-nya (Name) membuka acara tv dan menampilkan sebuah berita terduga tentang pembunuhan dan kecelakaan.

Untung mayatnya tidak diperlihatkan.

"kemarin malam ada tawuran didekat dermaga Yokohama sekitar jam 8-11. Dua orang meninggal dalam malam yang sama, yang satu tertembak dan yang satunya meninggal karena kecelakaan. Ada yang terluka dan sisanya dibawa ke kantor polisi, berikut liputannya."

"yang ketabrak truk siapa?" tanya (Name).

"tidak tau, kita pas dengar sirine polisi langsung pulang" jawab Ran yang menontonnya sambil berdiri.

Keheningan pun melanda.

Merasa awkward, Ran pun menanyakan sesuatu.

"(Name).. Kamu nafas itu otomatis atau manual?" tanya Ran random.

nambah beban pikiran aja lo.

"nafasku fotosintesis." jawab (Name) ikutan random.

"ohh, kalau aku itu kamu, karena kalau tanpa kamu aku bisa mati" kata Ran alligator.

"ini sangat sangat amat teramat dan sangat membenarkan mengbenar benar menggambarkan gwehj" lanjut Ran ngeswag.

"Rindou, sepertinya kakakmu lulusan pasien rsj deh" kata (Name) menjauh dari Ran.

Rindou yg sedang tiduran dengan wajah penuh perban pun menatap (Name).

"ada apa?"

"kakakmu stres" kata (Name).

"siapa? Bukannya kakakku itu hanya (Name) ya?" kata Rindou dan membuat (Name) tertawa.

"ohiya, dia kan anak pungut."

"BULLY TERUS PANGERAN INI!!"

(Name) kembali tertawa, ternyata kedua adiknya ini sangat mudah melepaskan kaptennya pergi bagaikan sang kapten pergi ketujuan dan mereka hanya bisa ikut senang.

"aku beruntung memiliki kalian."

"ha? Ngomong apa (Name)?"

"lah bego, tadi (Name) bilang aku cakep."

"Hoax banget bikin cerita."

"bener Rin, ga percaya yaudah."

"Ran anak pungut."

"... OAS—"

~—~

ᴏɴᴇᴇ-ꜱᴀɴ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang