˚‧º·(20)‧º·˚

1.8K 250 32
                                    

Bonten.

Bonten, adalah organisasi kriminal yang kunon katanya kalau mendengar suara tembakan, kita harus lari menjauh dari tempat!

Dan di sinilah (Name), sedang berada dirumah besar, hasil kerja kedua anak- pria itu.

Walaupun umur (Name) sudah 30 an, tapi wajah (Name) seperti wanita berusia 20/21.

(Name) mah seneng aja mereka berdua punya banyak duit, tapi duit haram ya gimana lagi? bahkan saat Ran dan Rindou pulang dalam keadaan mabuk (Name) hanya bisa menghela nafasnya.

Untung Rindou kalau mabuk itu hanya bergelut manja dengan (Name) sambil memasang wajah polos. kalau Ran, dia berteriak gaje didalam rumah, bahkan karaoke dadakan dan membuat (Name) ingin ngekick Ran dari keluarga Haitani.

Dan mau tau apa lagi?

yap, (Name) dipaksa Ran sama Rindou buat ngewarna in rambutnya sama seperti mereka.

Untung adik sendiri.

Malam itu, Haitani dikejutkan kedatangan teman temannya.
Ya, tetap aja mereka anggota bonten.

Ke-5 pria itu duduk di sofa ruang tamu, dan hanya diam.

"jadi, proses pengiriman Sabu nya nanti lewat online?" tanya Ran membuka suara.

"kalau online ya, nanti curiga kurirnya goblok" komen si Rindou.

"katanya pengirimannya itu lewat kapal selam." kata Takeomi.

"lah, secara berhadapan kan bisa" susul Sanzu.

"lo bego atau gimana? Nanti di kejar polisi mampus" balas Koko.

"apa si lo, so asix"

"btw cug, kalian hanya tinggal berdua disini? Gak ada pembantu or lonet gitu?" tanya Koko.

"ada kok, cuma dia lagi didapur" jawab Ran dengan senyum malasnya.

"anjirrr, pembantu?" tanya Koko lagi.

Pertanyaan Koko itu dijawab dengan pukulan biasa dari Rindou.

"APA-" kaget Koko.

"bukan pembantu sialan! Dia itu is-ti-me-wa!" ucap Rindou kesal.

"iya." kata Koko yang sudah capek sama kelakuan temannya.

tunggu! Sejak kapan Koko mengaku mereka semua temannya?

haha.

"jadi kalian mau minum apa?" tanya Ran.

"malem malem gini enaknya minum bir sih" sahut Sanzu.

"weh, anak papa sudah mulai minum bir ya" ejek Ran.

"bacot lo! Gue ga pernah mabok!" teriak Sanzu.

"rumah orang. Jangan teriak." tegur Takeomi, jujur kenapa bos nya menyuruhnya untuk mengikuti mereka ini?
Takeomi strong kok.

"oke, gini aja dah! Kalau ada yang mabuk, dia yang akan mengambil sabu itu." usul Ran.

"easy buat gua sih" kata Sanzu langsung se-7.

"awas lo ya" kata Ran berniat membuat Sanzu marah.

"iya deh ajg! Mana?!!" tanya Sanzu sabar.

"Ye bentar" kata Ran, dia pun berdiri dari duduknya dan berjalan kedapur.

didapur, ada si (Name) sedang main handphone nya, tanpa bergerak sedikit pun.

"(Name)~ temanku mau minum bir katanya, bisa bantu aku?" kata Ran meminta bantuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴏɴᴇᴇ-ꜱᴀɴ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang