Part 13: Past Haunted

5.4K 560 78
                                    

Dua minggu, waktu yang diberikan Wibowo Ghiman pada Saga untuk mempersiapkan pernikahan, dan Saga menyanggupinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu, waktu yang diberikan Wibowo Ghiman pada Saga untuk mempersiapkan pernikahan, dan Saga menyanggupinya. Keluarga Saga berjanji akan menangani masalah pernikahan pada Papa Kia, hingga Wibowo Ghiman bisa fokus ke urusan perceraiannya dulu. Sebuah sinergi baik yang diharapkan Kia antara Papanya dan Calon keluarga barunya.

Pernikahan dadakan ini mampu membuat semua orang repot. Bukan hanya pasangan yang akan menikah, namun juga orang-orang di sekitar mereka. Banyak hal yang menjadi masalah, seperti gedung pernikahan misalnya. Keributan kecil terjadi di dalam keluarga Saga waktu Kia dan Saga memilih menikah outdoor dan mengadakan private party.

Maminya Nora merekomendasikan Villa di Bogor untuk pernikahan mereka yang langsung Kia setujui tanpa ragu lagi. Pernikahan jauh dari hingar bingar adalah harga mati.

Kia tak membiarkan keluarga Saga mengundang ribuan orang ke hari sakralnya.

Pada akhirnya, yang tadinya gagasan Kia ditolak oleh keluarga besar Saga dengan alasan, tak ingin anak bungsu mereka memiliki konsep nyeleneh dibanding dua kakak lelakinya yang lain, yang menikah di ballroom hotel--dan tentunya dengan persiapan dari beberapa sebelum hari pelaksanaan diterima juga. Beruntung Saga mampu meyakinkan keluarganya bahwa dia ingin melaksanakan intimate wedding dan mengundang orang-orang terdekat saja dengan alasan kehamilan Kia. Pilihan tema rustic kan memang sedang digandrungi banyak pasangan masa kini. Undangan pernikahanpun dibuat seminimalis mungkin karena ingin memangkas waktu cetak.

Kia meyakinkan diri sendiri bahwa semua akan berjalan lancar. Perempuan itu mencoret-coret buku catatannya ketika Regita, dosen bakteriologinya sedang menerangkan perombakan gula ke asam asetat yang terjadi pada proses pembuatan nata de coco oleh bantuan Acetobacter xylinum. Bukan, bukan coretan mengenai materi yang dia lakukan, melainkan list apa saja yang belum dia dan Saga penuhi untuk acara pernikahan mereka.

Sudah satu minggu setelah prosesi lamaran itu berlangsung, Kia dan Saga belum menemukan tempat sewa gaun, setelah kemarin sempat mampir ke empat butik namun tak ada yang cocok. Lagi-lagi, Gea Sanjaya tak setuju bahwa mereka harus sewa gaun, ia ingin si bungsu juga memiliki perancang baju pernikahan sama seperti kakak-kakaknya. Apa mau dikata? ketika semua kenalan perancang gaun pengantinnya angkat tangan. Masalah waktu selalu jadi kekhawatiran mereka, meski Saga bisa membayar mahal.

"Ki.."

Kia melonjak kaget ketika mendengar suara seseorang berada di belakangnya. Nora, Bica dan Rana memang gila. Kia baru sadar kalau mereka ikut kelasnya, padahal dari jurusan atau bahkan fakultas yang berbeda.

"Kalian ngapain?" bisik Kia, menoleh. Yang ditanya meringis, lalu satu di antaranya menyerahkan ponsel. "Ngapain ikut kelas gue woi?"

"Tempat sewa baju pernikahan, abis diendorse selebgram 11 m followers, kayaknya bagus, daerah Rawamangun. Yang kemaren tempat sewa yang lo datengin saran dari WO lo, ga cocok kan?"

Sebelum Kia protes, mereka membungkam mulutnya. Cukup terharu dengan apa yang dilakukan ketiganya, Kia mengulum senyum. Kalau tidak ada mereka, mungkin dirinya sudah stress sendiri. Bersama mereka membuat acaranya jauh lebih baik, meskipun pekerjaan seperti ini seharusnya dilakukan oleh Wedding Organizer dirinya dan Saga, namun nampaknya mereka juga cukup kewalahan dengan apa yang kliennya ini minta. Aha, Wedding Organizer yang kurang memiliki fungsi.

Marrytime ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang