Part 18: Wife

6.1K 572 240
                                    

Belum banyak banner end year sale dipajang rupanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum banyak banner end year sale dipajang rupanya. Hari ini masih pertengahan bulan Desember. Tapi tak apa, selain diberi Saga izin, Kia juga di transfer uang. Tak masalah tidak menjumpai diskon sekalipun.

Keliling mall membuat kakinya pegal. Bica, Nora dan Rana sedang berebut bikini untuk liburan yang modelnya sama-sama mereka sukai, inilah perempuan. Hal sesedarhana bikini diperebutkan sedemikian rupa. Apalagi yang kompleks seperti manusia, contohnya.

Kia tak mengindahkan pegalnya mulai dari tungkai sampai pinggang dan sedari tadi bolak-balik wilayah lingerie. Ada satu lingerie yang disukainya ada di manekin tanpa kepala di atas mata Kia diletakkannya, Warnanya merah wine, dengan renda menjuntai dan kain transparan. Teringat liburannya dengan Saga, dia jadi ingin memiliki setelan lingerie cantik itu.

Gemeletuk kuku cantik yang tadi di pedicure Kia gigiti, perempuan itu ragu setengah mati. Persetan dengan rusaknya kuku cantiknya itu, Kia bisa pedi meni lagi nanti.

"Beli aja Ki, kali bakal dapet malam kedua." Nora terkikik di telinga Kia. Ledekan yang berhasil membuat perempuan itu bersemu merah.

"Najong ngagetin aja lo!" Kia mengibaskan tangan. Kenapa ya, akhir-akhir ini dia sering membayangkan yang aneh-aneh?

Dengan menggigiti bibir, akhirnya Kia putuskan menurunkan dua buah lingerie dari display yang menarik matanya takut-takut. "I never-"

Ketika matanya bertemu dengan mata ketiga sahabatnya yang entah sejak kapan berada di belakang punggungnya, dia makin salah tingkah. "Dengerin, gue sebelumnya nggak pernah beli gini-gini. Kalau lagi mau sama Deva yang langsung aja. Menurut lo pada, gue pantes gitu pake--"

"PANTESS." Serentak ketiganya.

"Kalo ibu hamil pake ini emang-"

"PANTES."

Kia menyerah, akhirnya dia benar-benar membeli dua lingerie itu berkat hasutan teman-temannya. Beserta dua set bikini untuknya berenang di Lombok nanti.

"Gue nggak yakin Saga bakal tergoda dengan ini semua. This whole thingyyy... Is sucks" Kia mengeluh. Usai makan di restoran yang tak padat yang mereka masuki karena kelaparan. "Gue sering kelihatan telanjang di depan dia tapi dia sama sekali nggak nyerang gue. Satu bulan lebih. Stress nggak? Oh! Sebenernya yang stress gue, Jujur..."

Ketiga perempuan itu manggut-manggut aneh mendengarkan keluhan Kia--satu--satunya dari mereka yang sudah menikah, dengan wajah terpapah mereka.

"GUE YANG STRESS LIAT DIA MONDAR-MANDIR WITH THAT HOT MUSCLE, HALF NAKED BODY. OMG SHUT UP, YES I'M THRIST." Kia yang kesal nyaris memutus jedai milik Bica yang dari tadi ia mainkan di tangannya. "Slutty bitch, Kiara."

"Mukalo pas needy gini anjing juga ya Ki." Bica tertawa. "Kalo gue jadi Saga sih gue nggak tahan."

"Bica, gue jadi meragukan preferensi seksual lo!" Dengus Kia.

Marrytime ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang