Part 32: An Adventure

5.6K 502 101
                                    

Sagara Adipati harus menelan pelajaran yang Kia ajarkan secara tersirat lewat apa yang dia lakukan mulai hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sagara Adipati harus menelan pelajaran yang Kia ajarkan secara tersirat lewat apa yang dia lakukan mulai hari ini. Harus. ini bentuk pengampunan dari Kia untuk suaminya. Kini, Perempuan itu membawa mobilnya dalam kecepatan sedang, 65 km/jam. Nyaris konstan, menembus tol. Setelah menjemput Bica yang kini berada di mobilnya, bersama Rana dan Nora di samping kiri, sejak tadi Kia terus terlarut dalam sendi pikirnya sendiri.

"KIAAA!" teriak mereka secara bersamaan. "Jangan ngelamun dong, kita nggak mau mati muda!"

Kia meringis, ia memasang senyum tipis andalannya kemudian. "Im not, i know what you guys talking about. Pacar baru mantan lo kan, Bica?"

"Yeah lo tau apa yang kita bicarain tapi dipanggil nggak nyahut Ki."

"Konsentrasi, kita di tol, sayang."

Bica memutar bola matanya. Hembus angin dari jendela yang ia buka menyapu wajah. "Apa yang membuat lo jauh-jauh jemput gue? Jaksel-Depok anjrit? Dengan perut besar. 7 bulan lebih Kiii anak di dalem perut lo."

"Yeah, tadi begitu jemput kita, dia maksa buat jemput lo Bica." Rana menggeleng. "She's insane."

"Pasti nggak izin suami kan lo pergi sejauh ini?" tanya Bica.

"Izin. Gue izin bilang mau ke Sency."

"Ke Depok Ki, jemput gueeee!" Bica memberengut gemas, dilepaskannya a keheranan itu dengan memberondong Kia lewat pertanyaan-pertanyaan. "Kalo ke Sency sih percaya. Ini ke Depok. Ketahuan Saga bisa diamuk lo nggak boleh make mobil sampai ngelahirin."

Kia meloloskan tawa singkat. Lewat kaca spion tengah, perempuan itu memandangi wajah Bica. "Ya... Jangan sampe ketahuan."

"Whats going on sih, what the hell actually happen?"

"Gue gabut aja di rumah. Mau jalan-jalan." Kia masih bersikeras nggak ingin menceritakan masalah rumahtangganya. "Just keeping my sanity."

"Ah anjir." Rana menahan gejolak penasaran dengan sejumput raut tersurat. "Ini ada hubungannya sama yang lo tanyain ke gue tadi, Ki?"

"Nanya apa ni anak?" Bica nggak mau melepaskan keingintahuannya.

"How to be sexy girl without leaving her own character katanya."

Garukan di kepala ternyata tidak cukup membuat Bica meredam mau tahunya. "Saga minta lo jadi seksi?" tanyanya kemudian. "Hah? Gimana sih? Banyak request amat tuh laki."

Kia mengemut senyum yang sejatinya menyesakkan. "Nggak. Dia nggak minta gue berubah."

"Terus?"

Tak terasa, mereka sampai di perempatan jalan usai keluar dari tol pertamakali. Kia terpaksa menginjak remnya karena lampu jalanan mengharuskan dia berhenti. "Guys."

"Kalo gue udah siap, gue cerita, okay?" dengan alis terangkat terang-terangan, Kia memberi penawaran.

Terpaksa, ketiga temannya menggangguk setuju. "Masalahnya berat nggak Ki?" tanya Nora. "Serius kalo lo butuh bantuan bilang aja ya."

Marrytime ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang