SEBELUM BACA ERNAY UTAMAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU
🥀
Happy Reading
Malam ini tepat nya jan 19.06 sekarang Zea berada di rumah Feli, entah lah mereka mau ngapain tapi kek nya urusan nya dah selesai.
Zea sudah berada di rumah Feli dari jam 18.28 tadi dan mereka baru pulang dari masjid dekat rumah Feli dengan Zea yang meminjam mukenah Feli, eum.... Bukan masjid sih, lebih tepatnya musholah, mushola itu ramai karna banyak anak anak mengaji disana sehabis maghrib, tepat dimana mereka berdua maksutnya bertiga bersama Wista mengaji semasa kecil.
Banyak kenangan di sana bro.
"El" panggil Zea.
Serasa nama nya di panggil Feli menolah ke pemilik suara. "Kenapa?" tanyanya.
Bagai mana ini, apakah dia akan menceritakannya kepada Feli atau tidak? Zea tolol!! Haduh gimana? Atau nanti aja ya? Toh juga belom waktunya Feli tau, nanti juga dia yang kena kalo dia ngomong, Ok nanti aja.
"Gak apa apa, El" ujar Zea nyengir. Feli mangut mangut, Toh udah biasa Zea kek gitu. "Makasih ya udah minjemin mukenah elo"
"Santai aja kali, kayak sama siapa aja, perasaan kita dah biasa pinjem pinjeman barang deh"
"Ya udah kalo gitu gue langsung pulang aja ya" pamit Zea.
"Mau lansung pulang ya" Zea mengangguk, "mau gue anterin?"
"Enggak usah, El. Gue bisa Telfon Zero kok, lo gak usah repot repot" tolak Zea halus.
"Beneran?" tanya Feli memastikan. Zea mengangguk sebagai jawaban. "Ya udah, telfon Zero cepet gih, jangan kemana mana! Gue balikin mukenah dulu"
"Siap bos" Zea pun segera menelfon Zero yang entah manusia itu ada dimana, yang pasti Zea tak tau.
Panggilan tersambung tapi tak di angkat angkat, "berdering tapi gak di angkat, apa gunanya coba kalo punya hp gini"
Zea mencoba lagi pokok nya harus sampai di angkat oleh Zerolanjing itu "ayo angkat Sat"
Dan tersambung.
"Assalam---"
"DARI MANA AJA LO HAH? LAMA BANGET ANGKAT TELFON GUE" semprot Zea.
"Galak banget" cibir Zero pelan dari sana tapi masih di dengar Zea.
"Emang gue galak, kenapa emangnya? Masalah?" tanyanya sewot.
"Hah? Enggak" takut Zero. "Lo pms ya, Nay?"
"Pala lo, gue baru aja pulang dari mushola habis sholat" ujar Zea sewot.
"Gini ya, Nay. Di mana mana orang telfon itu gini. ekkhem 'assalamualikum' kalo enggak ya 'Halo' gitu" jelas Zero, eh lebih tepat nya menyindir secara halus
"bukan gini 'DARI MANA AJA LO HAH? LAMA BANGET ANGKAT TELFON GUE'" lanjutnya dengan nada ngegas seperti Zea tadi. "Dan jawaban gue gini 'GUE HABIS BERAK LO TAU??" ujarnya lagi dengan ketus dan ngegas.
"Gue gak mau tau, lo mau berak kek, bengek kek, mau nyekek orang kek, pertanyaan gue lo ada dimana?" tanya Zea.
"Gue ada di rumah, kenapa?" Jawab Zero. Duh perasaan Zero gak enak nih, Pasti.
"Jemput gue di rumah, Eli, Cefat!!" tekan Zea.
Tuh 'kan apa Zero bilang
"Beban banget lo" cibir Zero.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERNAY
JugendliteraturGue seneng kalo lo bahagia. meskipun bukan gue yang buat lo bahagia. ••• Pertemuan yang di landasi rasa kasihan di usia dini, membuat Zea serta Zero dekat selama bertahun tahun. Seperti kata orang, di setiap pertemanan antara gadis dan laki-laki ta...
