12. Kan Lo Cowok

18 3 0
                                    


Sebelum Baca ERNAY Utamakan Vote Terlebih Dahulu

HAPPY READING

Setelah kembalinya Zea dari kantin, saat dia memasuki sekolah di sudah melihat 4 cecunggok yang berkerumun di bangku miliknya, udah biasa sih kek gitu. tau siapa kan? Iya, 4 cecunggok itu ialah Andra, Elen, Leta serta Devan. Jahat banget memang temen sendiri di nistaian.

Dan jadilah mereka belajar ber-6 dengan bimbingan Elen si juara kelas.

"Len ini maksut nya?" tanya Zero ke Elen. Lebih tepatnya cari perhatian Elen.

"Yang mana?" tanya Elen.

"Yang ini loh" jawab Zero.

"Yang ini itu--" dan Elen pun menjelaskan apa yang Zero tak mengerti.

Nih cowok satu caper banget batin Zea.

"Panas? Panas?" ujar Devan Heboh seperti di tiktok yang Viral pada zamannya. "Kipas mana kipas?"

"SLEEBEW" sambung Leta berteriak heboh

"Kumat kumat" sindir Zea.

Selang beberapa saat pun bel masuk berbunyi dan Bu Aya (guru Bahasa Indonesia) masuk ke dalam kelas 11 IPA 2.

"Pagi anak anak" Sapa Bu Aya.

"Pagi Bu Aya"

•••••

"Nay" panggil Zero.

Setelah 2 lembar kertas HVS yang sudah ada soal soal bahasa di bagikan, kini ulangan Bahasa Indonesia sudah di mulai dan di beri waktu selama 1 jam dengan 50 soal, yaitu 40 pilihan ganda dan 10 essai.

"Hem" sahut Zea.

"Gue ajarin"

"Nomer?"

"Nomer-" ucap Zero terpotong saat Bu Aya melewati bangkunya.

Huh, untung gak ketahuan. Nih guru satu muter muter mulu gak capek apa ya? Kek bajaj nyari penumpang batin Zero.

"Ajarin gue nomer-"

"Len woy" panggil Zea pelan. Yang merasa di panggil pun langsung menoleh ke sang empu yang memanggilnya.

"Soal yang noner 45 sama 48 jawabannya?" tanya Zea.

"Itu jawaban ny--"

"HAYO ITU ZEA, ELEN? NGAPAIN?" sentak bu Aya.

Zea nyengir kuda "gak ngapa ngapain bu"

Bu Alya memicingkan matanya merasa curiga, tapi gak papa lah ya.

"Gue tulis di kertas aja ya, Ze" saran Elen yang di angguki Zea.

"Nay, nomer-" ujar Zero terpotong lagi.

"Ini, Ze" ujar Elen serta memberikan Zea Tipe-X yang terselip kertas kecil.

Huaa, Oassyu batin Zero kesal

"Makasih, Len" dengan cepet Zea membuka lipatan kertas itu di bawah meja.

"Nay, gue ajar-"

"Bentar, Zer. Gue nulis ini dulu" potong Zea. Zero menghembuskan nafasnya kasar, pengen rasanya dia berteriak sekarang dan memaki maki Zea.

ERNAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang