20. Kecelakaan

21 4 0
                                    


"Termasuk Gue" Zero menyeringai tipis.

"Sebenernya bukan cuman gue sih" Zero bersedekap dada.

"ada Aksa, dia pasti gak mau adik sepupunya pacaran ama cowok gak bener, terus ada Andra, ada Sagar ada Johan terus--" tuturnya.

"Jadi maksut lo, gue cowok gak bener gitu?" sela Arka.

"Ya, keknya gitu" jawab Zero.

"Gue peringati sekali lagi" Zero mendekati Arka lagi. "Jangan suka sama Kanayanya Gue" bisiknya.

Zero menjauh dari Arka lalu tersenyum "oke?"

"Remember what i said" tersenyum manis tapi berkesan mengetikan, dia melangkah pergi menyusul orang yang dia anggap Kanayanya.

"KANAY" teriaknya.

Zero sebenarnya tak bermaksut seperti itu kepada Arka, dia hanya tak mau Arka sakit hati atas kedekatannya dengan Zea. dan ini juga demi Zea, Zero tak mau Zea menjalin hubungan dengan laki-laki dan berakhir sakit hati atas berakhirnya hubungan mereka.

Yang susah siapa nanti kalo Zea sakit hati? Ya mesti Zero lah, orang pertama yang Zea cari saat ia merasa sedih adalah Zero, Kedua Feli, ke tiga Aksa, ke empat Sagar.

Sangat beruntungkan Zea mempunyai orang orang yang sayang kepadanya. Yaiya lah, Zea gitu loh.

Arka mengepalkan tangannya, ingin sekali dia meninju seseorang yang bernama Zero sialan itu.

Dari kejauhan ia melihat melihat Zea dan Zero sedang merebut minuman yang dibawakan oleh Feli. Padahal ada banyak minumannya kenapa harus rebutan coba pikirnya.

•••••

"Halo Dra, Napa?" Ujar Zero yang berbicara dengan Andra lewat Telfon.

"Zer, cepet kesini" ujar Andra dari seberang sana dengan nada tergesa gesa.

"Kesini kemana?" tanya Zero. "Terus lo kok kek khawatir gitu"

"Devan ama Letta kecelakaan lo cepet dateng ke sini" tutur Andra.

"Hah?" teriak Zero. "Sekarang lo dimana?"

"Gue sekarang gue ada di Rumah Sakit XXXXberitahu Andra. "Cepet kesini"

"Iya" ujar Zero lalu menutup Telefon.

"WOI KANAY" teriak Zero memanggil.

"Apasih Zer, gue juga ada di deket lo juga" sahut Zea yang sedang rebahan di karpet teras rumah Feli berbantalkan paha Feli. 

"Ayo cepet pergi" ujar Zero tergesah gesah.

"Kemana?" tanya Zea bingung.

"Nak biyawak ama temen lo kecelakaan" ujar Zea.

"Hah? Siapa?" tanya Zea. "Ngomong yang bener napa"

"Devan ama Leta tabrakan" Zero berteriak.

"Kata kata lo ambigu" sahut Dirga.

"Otak lo yang kotor" balas Haikal.

"Kayak lo kagak"

"DEVAN AMA LETA KECELAKAAN" teriak Zero. "Udah bener?"

"Udah" hawab Dirga.

ERNAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang