14. Setiap Pertemuan Ada Perpisahan

19 3 0
                                    

Seperti kata Zea tadi malam Zero hari ini sudah di depan rumah Zea pagi pagi, tapi tak sepagi kemarin ia tak mau membuat perkara lagi.
Karena Zea sudah mengancamnya, kalo tidak di ancam mah, dia akan berangkat lebih pagi.

"Nah gini kan bener gak kayak kemaren" seorang gadis cantik  berjalan menuju ke arah Zero dari balik pintu rumah denandra.

"Hm" Zero memberikan helm kepada Zea dan di terima oleh Zea. "Cepet naik"

Tanpa lama lama Zea langsung naik ke atas motor Zero dengan cara memegangi pundak sang cowok. "Udah, ayo jalan"

Setelah beberapa menit mereka membelah jalan, sekarang mereka berdua sudah sampai di sekolah SMA Mandiri Jaya, agak ramai si.

Setelah Zero selesai memarkirkan motornya Zea langsung turun dari motor milik Zero lalu lagi ngibrit ke kelas.

Kalian tau? Zea gak suka kalo dia sedang menyapu terus ada yang gangguin, apa lagi kalo sengaja.

•••••

"Ta" panggil Zea.

Saat ini waktunya istirahat dan Zea akan membujuk teman temannya untuk mau ikut lomba nyanyi yang di adakan di sekolah, kalo gak mempan ya pakek sogokan iya gak?. Apa lagi Leta kalo di kasih apa apa yang berbau manis pasti mau.

Leta yang di panggil pun menghampiri orang yang memanggilnya tadi. "Apa?"

"Lo ikut lomba?" tanya Zea.

"Gak" jawab Leta.

"Kenapa?" tanya Zea.

"You know? Suara gue jelek, ya walau gue suka konser di sepanjang koridor, gue gak mau ikut" tutur Leta, "gue gak mau mempermalukan diri sendiri bestie"

"Ikut ya! Gue daftarin"

"Gak makasih"

"Ta pliissss" ujar Zea memelas.

Leta gak suka dengan orang yang memohon padanya apalagi Zea ini sahabatnya, kalo nolak juga gak bakal bisa, Leta udah hapal sifat Zea. Dengan hembusan nafas kasar dia mengnguk.

Melihat Leta menganggukkan kepalanya Zea langsung menuju tempat Tiara, Tapi dulu. "Len"

Mendengar namanya di sebut Elen menyahut. "Ya?"

"Lo ikut konser gak?" tanyanya.

Elen mengernyit heran, konser apaan? Zea yang ngerti pun langsung mengulang perkataan nya. " Lo ikut lomba nyanyi gak?"

"Gak Ze. Gue gak bisa nyanyi"

Gak bisa nyanyi apanya. Orang suaranya bagus lembut gitu kek pantat bayi. eh, astagfirulloh batin Zea

"Ikut ya len, pliss" bujuk Zea memohon.

"Gua gak bisa, Ze"

"Nanti di temenin Andra ya? Iyakan dra?" Bujuk Zea.

Andra yang baru menyusul mereka bertiga dengan Zero dan Devan melotot mendengar apa yang di lontarkan Zea. Apa apaan coba, kenapa dia di seret seret? "Kok gue?"

"Plisss"

"Suara gue jelek, Zea. Lagi pul-" protes Andra terpotong.

"Shut shut shut. Gak ada suara jelek jelekan, suaranya bagus semua, Oke?" Sela Zea. "Cuman gue yang suaranya jelek"

"Ikut ya dra, nemenin Elen" bujuk Zea memelas. "Plis ya, Len?"

"Nanti gue pikir dulu" ujar Andra.

"Lo ikut kan, Len?" tanya Zea.

ERNAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang