Bab 1 || Breumm!

10.3K 670 15
                                    

Haiii!!

*****

Kedua cowok nakal itu kini sedang di interogasi, demi mengulik latar belakang penyebab keduanya ikut tauran. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang ingin diam. Ada ada saja tingkahnya, mulai dari miring ke kanan, miring ke kiri, sampai selonjoran dilantai. Capek mereka tuh, dari tadi tidak diperbolehkan duduk.

Niat hati ingin berjongkok sebentar, mengistirahatkan kaki yamg mulai cenat-cenut. Tiba-tiba ada yang menodongkan pistol di kepala Mereka, jadi mau tidak mau keduanya harus terus berdiri entah sampai kapan.

"Pak saya gak salah pak! Yang salah itu dia!"

"Jangan nuduh lo! Gak pak! dia yang salah!"

"Lo!"

"Enak aja elo!"

"Pokoknya elo"

"Lo!"

"Lolololololololololololololo--!!!

"DIAMMMMM!"

Mereka berdua kompak melipat bibirnya kedalam.

"Kalian berdua bisa diem gak sih?! Kepala bapak pusing denger suara kalian!!" Keluh pak polisi duduk di kursi sambil memijat pelipisnya yang terasa berkedut.

"Kamu yang kecil kelas berapa?" Tanya pak polisi menunjuk Junior. mendengar itu Junior membelalakan mata bulatnya. Sedangkan Aland semakin melipat bibirnya menahan tawa dengan susah payah.

"Pak saya udah bes--"

"CK! Jawab aja ngapa sih?! Jangan ngebantah!" Potong pak polisi mendongak menatap tajam kearah Junior.

"Kelas 10!" Ketus Junior membuang muka.

Pak polisi menganggukkan kepala. "Itu-itu, yang itu kelas berapa?" Tanyanya lagi berganti menunjuk Aland.

"11"

"Kenapa kalian berdua ikut-ikutan tauran? Kalian taukan kalo itu perbuat tercela?" Tanya pak polisi, yang di jawab anggukan kepala dari keduanya.

"Kamu juga!" Pak polisi menunjuk Aland. "Kamu itu udah tua--"

"Pftttttt... Udah tua!!" Ejek Junior menyenggol bahu Aland.

Ehem ...

Pak polisi sengaja berdeham, mengisyaratkan Junior untuk diam. Dan tepat, Junior langsung bungkam mendengarnya. Kemudian pak polisi melanjutkan ucapannya.

"Kamu itu udah tua, udah kelas 11 'kan? Seharusnya kamu itu kasih contoh yang benar ke adik kelas kamu.. jangan malah kayak begini! Ikut tauran enggak jelas" pak polisi bernasehat panjang lebar, dia tak peduli dengan Aland yang memutar matanya malas mendengarkan ucapannya.

"Toh... Denger orang tua!!" Ucap Junior membenarkan petuah pak polisi dengan ada sedikit penekanan di akhir kalimatnya.

"Bersuara sekali lagi, saya sel kamu!!"

Tubuh Junior menegang mendengarnya. Badannya panas dingin membayangkan dirinya akan terkurung didalam sel tahanan sampai ia menua. Bagaimana nasib Bundanya kalau dirinya di sel? Terus abangnya? Dan semua nasib adik-adiknya? Dia tidak sanggup membayangkan akan meninggalkan mereka semua.

"Nggak pak, nggak! Nior janji gak akan bersuara lagi! Jangan tahan Nior ya pakk..." Bujuknya dengan lutut bersimpuh dilantai dan kedua tangan bertaut didepan muka. Jiwa bar-barnya runtuh seketika.

"Plissss.. jangan ya pak? Plisss.. plisplisplisplisplisssssss...."

Mohon Junior dengan kedua mata berkaca-kaca. Dia benar-benar takut dipenjara! Apa kata bundanya nanti, anak kesayangannya jadi narapidana? Ah.. membayangkan nya saja, membuat matanya perih menahan air bendungan.

JUNIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang