Bab 18 || Breumm!

5.4K 424 12
                                    

Pria bertubuh atletis itu berjalan memasuki rumah yang sudah lama tidak di kunjungi nya. Semua nampak sama, tidak ada yang berubah sedikit pun. Mungkin aura nya saja yang sedikit berbeda.

Berjalan kearah kamarnya yang berada di lantai dua, dengan menggunakan lift. Saat hendak memencet tombol lift, tiba-tiba ia merasa haus pada tenggorokannya, kemudian berbalik arah menuju dapur.

Saat sedang meneguk soda segar yang baru saja di ambilnya dari kulkas. Sayup-sayup telinga tajamnya mendengar suara air seperti dipukul-pukul, berisik sekali. Memilih tidak menghiraukannya dan berniat kembali ke kamarnya.

Namun lama-kelamaan terdengar suara minta tolong dari arah kolam. Dengan langkah cepat ia bergegas menuju kesana.

Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Junior yang hampir tenggelam di tengah kolam.

"JUNIOR!" Dengan sekuat tenaga Aland berlari dan terjun kedalam kolam untuk menggapai bocah itu.

Ukuran kolam renang yang terlalu besar sedikit menyulitkan Aland untuk sampai ke tengah-tengah.

"Naik Junior! Naik!" Aland berteriak menyuruh Junior untuk naik ke atas punggungnya. "JUNIOR NAIK ABANG BILANG!!" Tapi apalah daya, Junior yang memang sudah lemas justru malah pingsan, yang membuat Aland kalang-kabut dibuatnya.

Dengan cekatan Aland menaikkan sendiri Junior ke atas punggungnya dan melilitkan tangan kecil anak itu di lehernya, dan segera berenang ketepian.

Dengan tubuh yang masih banjir akan air, Aland menggendong Junior masuk ke rumah dan dapat ia lihat para bodyguard dan juga maid yang memasang wajah takut serta khawatir.

"Tunggu hukuman kalian" setelah mengatakan itu Aland berlari menuju mobilnya dan segera membawa adiknya ke rumah sakit milik keluarganya.

Aland membawa mobil bak orang kesetanan. Tidak ada lagi peraturan jalan raya, lampu merah saja ia abaikan. Yang terpenting baginya saat ini adalah keselamatan Junior, adiknya.

"Bertahan lah, Abang mohon"

*****

BRAKKK!

Aland membuka pintu rumah sakit dengan cara menendangnya. Dengan langkah tergesa remaja itu berlari sambil membawa Junior yang berada didalam gendongannya.

"PAMAN! PAMAN ARYA! TOLONG AKU!"

"KAK GALA! KAKAK!!"

Aland berlari masuk mencari beradaan paman dan juga kakak nya. Remaja itu terlihat seperti orang tidak waras karena terus-menerus berteriak dengan kencang, semua pasang mata tertuju padanya tapi tak ada satu pun yang berani menegur ataupun menghentikannya. Sebab mereka tau Aland itu siapa.

"Sial! Kemana perginya semua orang? Kenapa tidak ada satupun dari mereka yang menjawab?" Kesal Aland tidak tertahan, dan kembali berteriak. "KAKAK!!!"

Suara pintu di geser mengalihkan atensi Aland. Disana terlihat kakaknya yang baru saja keluar dari ruang operasi sambil berlari menghampirinya.

"Ada apa Aland? Kenapa terus berteriak?" Tanya Gala menghampiri sang adik.

"Apa kau tidak lihat? Junior sekarat! Dia harus cepat mendapatkan pertolongan" Mendengar hal itu Gala segera memindah tubuh Junior kedalam gendongan nya.

"Kenapa bisa sampai seperti ini? Apa yang terjadi pada adik ku?" Tanya Aland dengan raut khawatir bercampur dengan amarah. Ingatkan dia untuk membalas siapapun yang telah membuat bungsunya jadi seperti ini.

"Jangan terlalu banyak bicara, kak! Cepat selamatkan adik ku! Nanti akan ku jelaskan"

Aland dengan cepat menggeser pintu ruang UGD untuk memudahkan kakaknya untuk masuk dan langsung membaringkan tubuh lemas itu di ats ranjang pesakitan.

JUNIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang